REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan, para wisatawan tertarik gunakan transaksi non tunai untuk pembayaran retribusi tiket masuk objek wisata. Kasi Promosi dan Informasi Dinas Pariwisata Bantul Markus Purnomo Aji di Bantul, Senin (16/1/2023), mengatakan, aplikasi transaksi non tunai untuk retribusi wisata yang dikembangkan Pemkab Bantul sejak tahun lalu semakin diminati meskipun wisatawan yang menggunakan sistem tersebut baru sekitar satu persen.
"Kira-kira pembayaran nontunai retribusi wisata baru sekitar 1,2 sampai dua persen dari wisatawan yang berkunjung, akan tetapi itu juga menjadi pilihan yang menarik untuk wisatawan," katanya.
Dia mencontohkan, seperti wisatawan yang melakukan pembayaran nontunai selama libur akhir pekan terakhir dari 13 sampai 15 Januari sejumlah 463 orang, dari total yang berkunjung ke destinasi Bantul selama tiga hari itu sebanyak 34.486 orang. "Sedangkan total wisatawan yang melakukan pembayaran nontunai periode mingguan dari 9 sampai 15 Januari sejumlah 620 orang, dari total kunjungan ke Bantul sebanyak 50.993 orang," katanya.
Pihaknya mendorong wisatawan melakukan transaksi secara nontunai dalam pembayaran retribusi wisata. Hal ini guna mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien dan akuntabel.
"Layanan nontunai sudah mulai tahun kemarin untuk seluruh destinasi wisata di Bantul, cuma untuk wisata Gua Cerme terkadang susah sinyal," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, dari kunjungan wisatawan ke destinasi Bantul selama libur akhir pekan terakhir yang sebanyak 34.486 orang, telah berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp336 juta. Angka kunjungan wisatawan tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan liburan akhir pekan lalu, atau dari 6 sampai 8 Januari yang sejumlah 37.673 orang, dengan perolehan PAD pariwisata sebesar Rp366,2 juta.
"Sedangkan wisatawan yang melakukan reservasi melalui visitingjogja saat 'weekend' Minggu ini sebanyak 2.366 orang, dengan asal daerah Jawa Tengah 1.328 orang, DIY 520 orang, Jawa Timur 320 orang, dan Jawa Barat 198 orang," katanya.