Senin 16 Jan 2023 17:58 WIB

Rais Aam PBNU Sebut Olahraga Bagian dari Ibadah

Peserta Porseni NU 2023 diajak menjunjung tinggi akhlak dalam berkompetisi.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Panitia Pekan Olahraga dan Seni Nahdlatul Ulama (Porseni NU), H Nusron Wahid, membuka pertandingan cabang olah raga bulu tangkir di Gedung Olahraga (GOR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, pada Ahad (15/1/2023). Rais Aam PBNU Sebut Olahraga Bagian dari Ibadah
Foto: istimewa
Ketua Panitia Pekan Olahraga dan Seni Nahdlatul Ulama (Porseni NU), H Nusron Wahid, membuka pertandingan cabang olah raga bulu tangkir di Gedung Olahraga (GOR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, pada Ahad (15/1/2023). Rais Aam PBNU Sebut Olahraga Bagian dari Ibadah

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Perhelatan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Nahdlatul Ulama (NU) telah memasuki hari ke dua. Momen tersebut menjadi salah satu ajang silaturahim sekaligus kreativitas dan kompetisi para generasi muda NU seperti mahasiswa, pelajar, santri, dan kader-kader NU.

“Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, akal yang sehat akan berada di dalam jasad yang sehat pula,” kata Rais Aam PBNU Kiai Miftachul Akhyar pada acara Welcome Dinner di Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, Ahad malam (15/1/2023).

Baca Juga

Dia menambahkan olahraga adalah bagian dari ibadah. Jika dilakukan dengan kejujuran dan sportivitas akan berdampak baik dan akan menjadi percontohan bagi lainnya.

“Sebagaimana perintah Allah SWT yang termaktub dalam surat Hud ayat 61, yang artinya Allah telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu sebagai pemakmurnya. Pemakmur bumi adalah kalian yang memiliki mentalitas kuat dan pikiran yang cerdas,” kata Kiai Miftah.

Kiai yang pernah menjadi ketua MUI itu mengibaratkan santri bermental kuat itu seperti mobil yang memiliki gardan ganda yang mampu menggerakkan semua organ-organ. Jika salah satu memiliki kelemahan makan organ satunya mampu menggantikan dan meneruskan.

“Bersaing dan berkompetisilah dengan sportif, jangan sampai melakukan perbuatan yang mencederai karena kita sedang ditonton oleh masyarakat luas. Semoga Porseni tahun ini bisa menjadi percontohan untuk tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.

Kiai Miftah juga mengajak para peserta Porseni menjunjung tinggi akhlak dalam berkompetisi. “Olahraga bukan hanya sekadar ajang untuk adu fisik dan adu otot, tetapi juga mari tunjukkan akhlak di dalam sebuah permainan, tentu jika kita bermain dengan baik maka akan selesai dengan baik pula,” kata Kiai Miftah.

“PBNU berterima kasih kepada Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka atas dukungan terlaksananya kegiatan Porseni. Semoga kota Solo mendapatkan berkah dan manfat,” ujar Kiai Miftah dalam tausiyahnya.

Ketua Panitia Pelaksana Porseni NU 2023 Nusron Wahid melaporkan, total atlet yang mengikuti Porseni NU 3.467 orang, lomba mewarnai logo NU tingkat PAUD/TK/RA sebanyak 1.200 dan paduan suara Indonesia Raya, Ya Lal Wathan, atau Sholawat 120 peserta.

"Di dalam rangkaian Porseni NU ini ada pula acara sampingan, yakni festival kuliner dan bazar UMKM yang digelar di halaman Pura Mangkunegaran, mulai Senin (16/1/2023) pagi hingga Sabtu (21/1/2023)," ucapnya.

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyebut perhelatan Porseni NU 2023 memiliki dampak luar biasa bagi Kota Solo. Banyaknya orang yang datang dan terlibat dalam Porseni NU membuat warga Kota Solo kecipratan berkahnya baik sektor UMKM, transportasi, maupun yang lainnya.

"Ya bagus, semuanya kecipratan, banyak pendatang. Apalagi ini kan acaranya lama sampai satu mingguan lebih, (sehingga punya) multiplier effect (dampak) luar biasa sekali," kata Gibran.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement