REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data sementara Bank Indonesia (BI), transaksi e-commerce pada 2022 menurun. Padahal, BI menargetkan transaksi e-commerce pada 2022 bisa mencapai Rp 489 triliun.
"Sampai hari ini ya data sementara kita lihat e-commerce tercapai Rp 476,3 triliun dengan volume 3.486 juta artinya sedikit di bawah target," kata Deputi Gubernur BI Doni P Joewono dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI Januari 2023, Kamis (19/1/2023).
Doni menuturkan saat ini BI masih mempelajari sejumlah faktor yang mempengaruhi penurunan transaksi e-commerce tersebut. Terlebih, saat ini kondisi pandemi Covid-19 dan pembatasannya sudah banyak dilonggarkan.
"Setelah kita lihat harus memahami PPKM itu kan membuat e-commerce blessing ya. Kemungkinannya (turun) ada peningkatan transaksi offline menyebabkan e-commerce turun," tutur Doni.
Selain itu, Doni juga melihat adanya tren lain dalam bertransaksi. Belanja daring kemungkinan saat ini tidak hanya dilakukan melalui e-commerce saja.
"Sekarang trennya social commerce sudah menarik seperti melalui Whatsapp, Instagram, dan Facebook," ucap Doni.
Bahkan ada kemungkinan biaya yang lebih murah melalui social commerce membuat banyak masyarakat lebih tertarik. untuk itu, Doni memastikan BI saat ini masih terus mempelajari faktor penyebab transaksi e-commerce yang kurang dari target tersebut.