Jumat 20 Jan 2023 20:24 WIB

BNPT Ingatkan Perguruan Tinggi Waspada Terorisme Radikalisme di Lingkungan Kampus

Terorisme dan radikalisme tak jarang menargetkan mahasiswa hingga dosen di kampus

Red: Nashih Nashrullah
Kepala BNPT RI, Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, menyatakan terorisme dan radikalisme tak jarang menargetkan mahasiswa hingga dosen di kampus
Foto: Dok Istimewa
Kepala BNPT RI, Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, menyatakan terorisme dan radikalisme tak jarang menargetkan mahasiswa hingga dosen di kampus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Radikalisme dan terorisme masih menghantui dunia pendidikan. Di level perguruan tinggi, keterlibatan civitas akademika mulai dari mahasiswa hingga dosen dalam terorisme tidak jarang terjadi.  

Fenomena terbaru di 2022, seorang mahasiswa salah satu Universitas Negeri di Kota Malang ditangkap Densus 88 karena keterlibatannya dalam pendanaan terorisme.

Baca Juga

Isu serius ini menjadi perhatian Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI). 

Pencegahan dilakukan secara kolaboratif bersama perguruan tinggi terus ditingkatkan dalam memberantas bibit radikalisme di dunia pendidikan.

Kepala BNPT RI, Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, menyatakan hal tersebut dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BNPT RI dengan Universitas dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prof Dr Moestopo (Beragama) di Jakarta Convention Center (19/1/2022).

“Program kita di bidang pencegahan adalah memperkuat kewaspadaan mahasiswa dengan peguatan wawasan kebangsaan, penguatan nilai moderasi dalam beragama, penguatan ideologi Pancasila, dan penguatan budaya bangsa kita,” kata Boy Rafli.

Boy Rafli menambahkan fenomena radikalisasi diibaratkan sebagai virus yang cepat menyebar jika tidak segera ditangani. 

Karena itu kolaborasi BNPT RI dengan sejumlah perguruan tinggi menjadi sangat strategis dalam melawan virus tersebut yakni dengan melakukan transformasi nilai kebangsaan, revitalisasi nilai Pancasila, moderasi dalam beragama, penguatan akar budaya bangsa, dan pembangunan kesejahteraan. 

 

Menurut Boy, dalam mencegah virus intoleransi, radikalisme dan terorisme, BNPT telah mengajak seluruh masyarakat dengan  vaksin kebangsaan  agar imun dari pengaruh radikalisme terorisme.

”Vaksin kebangsaan ini adalah bagian dalam membangun daya tahan imunitas dari virus yang disebarluaskan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab,” tutupnya.

Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap seorang mahasiswa diduga terkait tindak pidana terorisme di Kota Malang, Jawa Timur. Mahasiswa tersebut yang diduga sebagai pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

IA ditangkap oleh tim Densus 88 Antiteror Polri pada Senin (23/5/2022) sekitar pukul 12.00 WIB. Penangkapan tersebut diklaim disertakan dengan cukup bukti terkait keterlibatan tersangka IA dalam aksi tindak pidana terorisme.

Tersangka IA, kata Ramadhan, terlibat dalam kegiatan mengumpulkan dana untuk membantu kegiatan ISIS di Indonesia.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement