Ahad 22 Jan 2023 11:56 WIB

Hal yang Dapat Dilakukan di Rumah untuk Bantu Atasi Perubahan Iklim

Rumah tangga menghasilkan sekitar 65 persen emisi gas rumah kaca global.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Lida Puspaningtyas
Sejumlah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) mengais makanan di tumpukan sampah limbah rumah tangga di Gunung Kencana, Lebak, Banten, Kamis (17/6/2021). Kawanan monyet ekor panjang tersebut turun ke jalan raya untuk mencari makan di tumpakan sampah limbah rumah tangga dan tidak mendiami hutan Gunung Kencana akibat habitatnya terganggu.
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Sejumlah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) mengais makanan di tumpukan sampah limbah rumah tangga di Gunung Kencana, Lebak, Banten, Kamis (17/6/2021). Kawanan monyet ekor panjang tersebut turun ke jalan raya untuk mencari makan di tumpakan sampah limbah rumah tangga dan tidak mendiami hutan Gunung Kencana akibat habitatnya terganggu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan sehari-hari yang dilakukan di rumah atau di sekitar kediaman dapat membantu mengatasi perubahan iklim. Terlebih, menurut laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), rumah tangga disinyalir jadi salah satu pendorong utama perubahan iklim.

Berdasarkan laporan itu, rumah tangga menghasilkan sekitar 65 persen emisi gas rumah kaca global. Itu sebabnya amat penting menerapkan sejumlah upaya untuk menurunkan emisi, dikutip dari laman Tree Hugger, Ahad (22/1/2023).

Baca Juga

1. Kurangi limbah makanan

Menghabiskan makanan merupakan hal yang sering dianggap sepele, tapi sangat penting. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, emisi tahunan AS yang terkait dengan limbah makanan dari peternakan ke meja makan setara dengan jumlah emisi yang dihasilkan oleh 42 pembangkit listrik tenaga batu bara.

Pelaksana program "Save the Food" besutan Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam AS, Nina Sevilla, mengatakan jumlah limbah makanan terbesar berasal dari rumah tangga. Namun, penyebab sisa makanan bisa sangat bervariasi dari satu keluarga ke keluarga lainnya.

"Tidak ada solusi tunggal untuk mengurangi limbah makanan di rumah. Saran saya adalah meninjau situasi rumah tangga masing-masing dan kemudian mencoba menangani penyebab limbah," kata Sevilla.

2. Buat kompos

Jika memang ada sisa makanan atau sampah makanan yang tidak bisa lagi dikonsumsi, rumah tangga bisa mengolahnya jadi kompos sehingga tetap bermanfaat bagi lingkungan. Ada banyak informasi daring untuk membantu belajar membuat kompos, tetapi jika tidak yakin bagaimana memulainya, carilah layanan luring yang menawarkan kelas serupa. Jika tidak ingin membuat kompos sendiri, cari kebun komunitas, pasar, petani, atau pusat daur ulang untuk membantu mengolahnya.

3. Beralih ke lampu LED

Menurut Project Drawdown, organisasi nirlaba yang mencari solusi untuk perubahan iklim, peralihan global ke pencahayaan LED dapat menghemat 14,45 hingga 16,69 gigaton polusi karbon. Proyeksinya diharapkan tercapai tiga dekade mendatang. Selain itu, Lampu LED pun dapat menghemat pengeluaran karena 90 persen lebih efisien dalam menghasilkan jumlah cahaya yang sama dengan lampu jenis lain.

4. Makan lebih sedikit daging dan susu

Pola makan dapat berpengaruh besar terhadap jejak karbon. Proses pengolahan daging sapi adalah salah satu penyumbang polusi dan emisi gas rumah kaca terbesar. Sebuah studi menemukan, jika warga AS mengurangi konsumsi daging menjadi setengahnya, itu dapat mengurangi semua polusi terkait makanan sebesar 35 persen.

Mengganti produk susu dengan produk nabati menguntungkan bagi perubahan iklim, karena susu nabati dan produk lainnya menerapkan pengolahan dengan sumber daya yang kurang intensif. Produk pun dapat diproduksi menggunakan lebih sedikit lahan.

5. Hindari kemasan dan produk sekali pakai

Plastik sekali pakai tidak hanya menjadi sumber utama polusi air dan menyumbang sampah, tetapi juga disertai dengan jejak karbon yang besar. Industri plastik benar-benar merupakan cabang dari industri bahan bakar fosil karena sebagian besar plastik dibuat dari produk sampingan minyak dan gas.

Menghindari pemakaian produk kemasan atau plastik sekali pakai bisa menjadi solusi menjaga lingkungan. Misalnya, alih-alih menggunakan peralatan dan gelas sekali pakai saat bepergian atau makan di luar, pertimbangkan untuk membawa alat makan sendiri. Begitu juga dengan inisiatif membawa tas belanja yang bisa dipakai berulang kali sebagai ganti tas kresek.

Cara lain yang bisa dilakukan yakni mencuci pakaian dan piring dengan air dingin, mengalihkan daya listrik ke pemasok sumber energi terbarukan, memakai panel surya, dan beralih ke metode memasak dengan kompor induksi.

Pastikan rumah menghemat listrik untuk pemanasan dan pendinginan. Karena itu, amat perlu untuk mengganti penyaring udara, baik untuk proses pemanasan maupun pendinginan. Langkah sederhana lain yakni mengeringkan cucian dengan menjemur, tanpa pemakaian mesin pengering berlebihan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement