Ahad 22 Jan 2023 16:53 WIB

Saudi Ikut Kecam Politisi Swedia Bakar Alquran

Pembakaran Alquran membuat Turki menolak kunjungan menteri Swedia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Aksi pembakaran Alquran menuai kecaman berbagai pihak.
Foto: AP Photo/Dita Alangkara
Aksi pembakaran Alquran menuai kecaman berbagai pihak.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mengecam keras otoritas Swedia yang mengizinkan seorang ekstremis membakar salinan Alquran di depan kedutaan Turki di Stockholm. Kementerian Luar Negeri Saudi menegaskan posisi tegas Kerajaan terkait hal tersebut.

Kemenlu Saudi dalam pernyataannya, seperti dilansir Saudi Gazette, Ahad (22/1/2023), menyerukan pentingnya menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, dan hidup berdampingan, selain tentunya menolak ekstremisme dan kebencian.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa kementeriannya telah memanggil duta besar Swedia untuk Ankara setelah pemimpin partai sayap kanan Denmark Stram Kurs (Garis Keras) Rasmus Paludan, membakar salinan Alquran di depan gedung kedutaan Turki di Stockholm.

Departemen Kepolisian Stockholm mengatakan, Paludan telah diberi izin untuk mengadakan demonstrasi di dekat kedutaan Turki di Stockholm pada Sabtu (21/1/2023).

Menanggapi tindakan otoritas Swedia yang memberikan izin untuk protes di Stockholm, Turki juga mengumumkan pembatalan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson ke Ankara, yang dijadwalkan berlangsung pada 27 Januari 2023.

"Pada titik ini, kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson ke Turki pada 27 Januari menjadi tidak berarti. Jadi kami membatalkan kunjungan tersebut," kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar.

Turki membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia karena adanya demonstrasi bermuatan Islamofobia yang direncanakan oleh ekstremis sayap kanan di Stockholm. Turki marah dengan izin aksi yang diperoleh Rasmus Paludan, seorang politisi Swedia-Denmark yang ulahnya sempat memicu kerusuhan di seluruh Swedia tahun lalu.

Paludan sebelumnya telah menyatakan niatnya untuk membakar Alquran, kitab suci Islam, selama demonstrasi pada hari Sabtu. Suatu tindakan yang juga dilakukannya pada April tahun lalu selama bulan suci Ramadhan dan akhirnya memicu kerusuhan di seluruh Swedia.

Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin pada hari Sabtu mengutuk protes yang direncanakan itu. Ia mengecamnya sebagai kejahatan kebencian yang jelas.

"Mengizinkan tindakan ini terlepas dari semua peringatan kami mendorong kejahatan rasial dan Islamofobia. Serangan terhadap nilai-nilai sakral bukanlah kebebasan tetapi barbarisme modern," tulisnya di Twitter.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement