Senin 23 Jan 2023 20:39 WIB

IBF Net Luncurkan Metaverse Syariah Pertama di Dunia

Netverse merupakan metaverse pertama yang mematuhi prinsip syariah dunia blockchain.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Dengan perkembangan yang sangat pesat ini IBF Net Group, Dompet Dhuafa, dan LiSEnSi (Lisensi) UIN Jakarta berinisiasi menggelar webinar internasional dengan tema Halal Ecosystem in Metaverse, Kamis (12/1/2023).
Foto: Dok Dompet Dhuafa
Dengan perkembangan yang sangat pesat ini IBF Net Group, Dompet Dhuafa, dan LiSEnSi (Lisensi) UIN Jakarta berinisiasi menggelar webinar internasional dengan tema Halal Ecosystem in Metaverse, Kamis (12/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyedia solusi berbasis teknologi terkemuka untuk ekonomi Islam, IBF Net, meluncurkan Netverse yang menjadi metaverse pertama di dunia pada platform mata uang kripto berbasis blockchain, Algorand. CEO IBF Net Group Mohammed Alim menyebut Netverse merupakan metaverse pertama yang mematuhi prinsip syariah di dunia blockchain.

"Netverse diharapkan menjadi kontributor utama bagi langkah digitalisasi di dunia Islam," ujar Alim seperti dilansir dari zawya pada Senin (23/1/2023).

Baca Juga

Bankir investasi global seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley memproyeksikan nilai ekonomi digital saat ini mencapai 20 persen-25 persen dari total perekonomian global dengan pertumbuhan pangsa pasar yang terus meningkat. Goldman Sachs dan Morgan Stanley juga memperkirakan terjadi pertumbuhan ekonomi virtual mencapai delapan triliun-10 triliun dolar AS.

Alim menyampaikan Netverse tak sekadar fokus dalam interaksi sosial, melainkan juga akan berkontribusi pada kebaikan sosial, melalui proyek Netversity yang menawarkan beragam kursus yang dapat diikuti seluruh orang. Selain itu, lanjut Alim, perusahaan juga berfokus pada pertumbuhan organik dalam keanggotaan jaringan IBFNex, platform portofolio di blockchain yang melayani filantropi, nirlaba, dan sektor nirlaba yang membentuk miniatur ekonomi Islam. IBFNex sendiri akan berada di dalam eksostem Netverse.

"Jaringan ini telah mengalami pertumbuhan keanggotaan lebih dari 600 persen selama dua tahun terakhir setelah berkutat sekitar lima ribu untuk jangka waktu yang lama dan berada di jalur yang tepat untuk melewati ambang batas 50 ribu pada pertengahan 2023”, kata Alim.

Untuk lebih mendemokratisasi upayanya, Founder IBF Net Group Mohammed Obaidullah menyebut IBF Net sedang dalam proses membentuk Dewan pemerintahan yang terdiri atas penggerak awal dari dunia akademik, profesional, dan sarjana syariah dari industri jasa keuangan Islam. Obaidullah mengatakan undangan ini terbuka untuk semua kalangan.

"Kami membutuhkan dukungan dan kerja sama dalam mendemokratisasi dan memperluas komunitas IBF Net. Tidak ada biaya keanggotaan atau biaya tersembunyi lainnya untuk peserta yang bergabung dengan Dewan. Syaratnya, cukup isi formulir untuk berpartisipasi," ujar Obaidullah.

Setelah target 50 ribu keanggotaan tercapai, Obaidullah sampaikan, IBF Net akan memulai proses daring yang mana anggota akan memilih komisaris untuk komponen spesifik ekosistem IBF, seperti perbankan komersial, asuransi, perbankan investasi, zakat, wakaf, nonlaba, keuangan pembangunan, dan bidang lintas sektoral seperti tata kelola syariah, regulasi, dan teknologi.

Obaidullah mengatakan komisaris akan memainkan peran penting dalam program dan kegiatan yang ditujukan untuk pembelajaran dan promosi, termasuk seminar, lokakarya, konferensi, publikasi, penghargaan, dan beasiswa dalam kemitraan dengan universitas dan perusahaan.

"Kami sangat senang melihat dampak positif Netverse terhadap ekosistem IBF di dunia Islam dan sekitarnya. Bergabunglah dengan kami saat kami membuka jalan untuk masa depan digital yang lebih inklusif, demokratis, dan sadar sosial," kata Obaidullah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement