Jumat 27 Jan 2023 12:05 WIB

Akhlak Nabi Muhammad dalam Sholat Jumat dan di Hari Jumat

Nabi Muhammad menganjurkan mengenakan pakaian paling bagus dan wewangian saat Jumat.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Akhlak Nabi Muhammad dalam Sholat Jumat dan di Hari Jumat
Foto: Dok Republika
Akhlak Nabi Muhammad dalam Sholat Jumat dan di Hari Jumat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebaik-baiknya akhlak adalah akhlak Rasulullah SAW maka kita sebagai umatnya dianjurkan untuk terus meneladani kebaikan-kebaikan dari baginda Nabi Muhammad SAW. Termasuk akhlak-akhlak beliau dalam kehidupan sehari-harinya.

Mengutip buku Nabi Muhammad Sehari-hari karya Muhammad Ismail Al-Jawisy menyebutkan Jumat adalah hari yang mulia bagi umat Islam. Maka ketika datang Jumat, Rasulullah SAW mengawalinya dengan mandi. Beliau berkata, "Mandi jumat itu adalah suatu kewajiban atas setiap muslim. "

Baca Juga

Pada hari Jumat juga, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk mengenakan pakaian paling bagus dan memakai wewangian. Beliau berkata, "Setiap muslim semestinya mandi pada Jumat, kemudian memakai pakaian paling bagus yang dimilikinya, serta memakai wewangian yang bisa didapatkannya.”

Di kesempatan lain beliau berkata, "Sesungguhnya hari yang paling baik bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah bershalawat atasku, karena shalawat kalian pada hari itu akan diperlihatkan kepadaku."

Mengingat arti pentingnya Jumat, Rasulullah menyampaikan wejangan dan petunjuk tentang apa yang mesti dilakukan seorang muslim yang menjadi tata-cara dan ajaran agama menyambut hari yang mulia itu. Beliau berkata, "Tidak ada seorang pun yang mandi pada hari Jumat kemudian bersuci dan memakai wewangian, lantas keluar dan tidak memisahkan antara dua tempat duduknya, lantas ia sholat sebatas yang ditetapkan baginya, kemudian duduk dan diam, tidak berbicara ketika imam berkhutbah, terkecuali dosanya telah diampuni oleh Allah pada hari Jumat ini sampai datang Jumat yang berikutnya."

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement