REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebelum pandemi melanda dunia, mungkin bersin menjadi hal yang tidak begitu diperhatikan, bahkan cara bersin seseorang yang unik kerap dijadikan candaan. Namun semua berubah ketika Covid-19 menjadi momok semua umat manusia.
Sebenarnya etika ketika bersin sudah sering kita pelajari sejak kecil, namun entah mengapa masih banyak orang yang abai akan hal ini. Perlu diketahui juga bahwa bersin bukan hanya pertanda sebaran virus saja, bersin juga bisa menjadi isyarat hidung menangkis udara buruk.
Biologi manusia telah menemukan cara yang sangat efektif untuk membersihkan saluran udara. Tubuh melepaskan bahan kimia sinyal dari otak khusus, yang kemudian memicu udara keluar dari hidung dan mulut dengan kecepatan lebih dari 30 mil per jam.
Ini adalah respons yang tidak disengaja, sehingga seringkali orang tidak mengetahui kapan dan di mana mereka harus bersin. Sayangnya, masih banyak yang beranggapan bahwa bersin yang hanya ditutupi tangan adalah cara yang benar.
Menurut penelitian MIT, setiap bersin yang tidak tertutup dapat menyebarkan virus, bakteri, atau patogen lain lebih dari 20 kali. Tetapi kuman yang sama dapat berpindah dari jari dan telapak tangan ke gagang pintu, meja, dan jabatan tangan. Mikroba dapat tetap aktif di permukaan selama berjam-jam.
Menutupi bersin serta menjaga kebersihan tangan dapat membantu mencegah penyebaran penyakit pernapasan serius seperti influenza, respiratory syncytial virus (RSV), batuk rejan, dan Covid-19.