Jumat 03 Feb 2023 17:18 WIB

Rupiah Merosot Usai Rilis Data Klaim Tunjangan Pengangguran AS

Pelaku pasar juga menantikan data tenaga kerja AS terkait Non-Farm Employment Change.

Red: Fuji Pratiwi
Petugas menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022) (ilustrasi). Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan merosot usai dirilisnya data klaim awal untuk tunjangan pengangguran Amerika Serikat (AS) atau Unemployment Claims.
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022) (ilustrasi). Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan merosot usai dirilisnya data klaim awal untuk tunjangan pengangguran Amerika Serikat (AS) atau Unemployment Claims.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan merosot usai dirilisnya data klaim awal untuk tunjangan pengangguran Amerika Serikat (AS) atau Unemployment Claims.

Kurs rupiah pada akhir perdagangan Jumat (3/2/2023) melemah tipis 5,5 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp 14.894 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.888 per dolar AS.

Baca Juga

"Rupiah melemah karena dolar AS mengalami penguatan setelah kebijakan perlambatan kenaikan tingkat suku bunga sebesar 25 basis poin serta dirilisnya data US Unemployment Claims yang menurun," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Amru Syifa dilansir ANTARA di Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Bank Sentral AS atau The Fed menaikkan suku bunga targetnya sebesar seperempat persentase poin pada Rabu (1/2/2023). Di sisi lain, The Fed terus menjanjikan "peningkatan berkelanjutan" dalam biaya pinjaman sebagai bagian dari pertempuran yang masih belum terselesaikan melawan inflasi.