REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ibu, terutama yang memiliki balita, perlu memendekkan kukunya. Ini penting untuk mencegah infestasi cacing pada anak.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, didapati bahwa balita yang hidup di dekat ladang dan mengalami kecacingan ada sebanyak 34,4 persen. Peneliti mendapati ibu yang jarang cuci tangan bisa meningkatkan risiko anak terkena kecacingan 5,8 kali lipat.
"Ibu yang jarang gunting kuku meningkatkan 4,1 kali lipat potensi kecacingan dan pada anak balitanya sendiri dan bila tidak gunting kuku akan meningkatkan potensi 4,5 kali lipat," ungkap dr Ayodhia Pitaloka Pasaribu SpA selaku anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu dalam webinar disimak Jumat (3/2/2023).
Dr Ayodhia menyebut para balita di sana sering dibawa bekerja dan diberikan makan di ladang. Tanpa sadar, telur cacing masuk ke dalam tubuh anak lewat tangan kotor ibunya.
"Makanya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yakni mencuci tangan dan menggunakan jamban bisa menurunkan angka kecacingan pada anak sekolah secara bermakna," ujarnya.
Dr Ayodhia menjelaskan tanah menjadi media utama bagi cacing untuk menularkan infeksi yang menyebabkan kecacingan pada anak. Istilahnya, soil transmitted helminth.
"Infestasi cacing harus ada tanah sebagai perantaranya," kata dr Ayodhia.
Kecacingan menjadi salah satu penyakit tropis terabaikan (NTD) yang sering kali disepelekan oleh banyak orang. Di Indonesia, kasus kejadian kecacingan terbilang masih umum ditemukan karena mempunyai karakteristik tanah yang gembur dan lembap.
Karakteristik itu membantu telur cacing secara ideal dapat berkembang dan menyebar di lingkungan sekitar. Ketika ada orang kecacingan Buang Air Besar Sembarangan (BABS), misalnya, feses yang dibuang akan mengandung telur cacing yang jatuh ke tanah dan membuat tumbuhan sekitar terkontaminasi.
Ketika seseorang memakan sayuran tersebut tanpa dicuci secara bersih, maka akan memperlebar peluang terkena kecacingan. Menurut dr Ayodhia, secara umum prevalensi kecacingan masih tinggi, terutama pada wilayah-wilayah dengan penduduk yang kurang mampu dan sanitasinya kurang baik atau buruk.