Sabtu 04 Feb 2023 20:28 WIB

Belajar Self Control Keuangan, Demi Masa Depan yang Tenang

Paham kebutuhan pribadi, bukan keinginan, dapat menjadi awal belajar self control.

Cara generasi milenial mengatur keuangan.
Foto: citi.io
Cara generasi milenial mengatur keuangan.

REPUBLIKA.CO.ID, Ada Hadist yang berbunyi "Orang yang paling kuat adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah" (HR. Muslim).

Ini memberikan pemahaman bahwa memang ilmu mengendalikan diri sangatlah penting. Setiap orang yang pernah marah akan sangat paham betapa sulitnya mengendalikan diri. Tapi, bukan berarti itu hal yang mustahil. Semua bisa dipelajari kalau ada ilmunya.

Baca Juga

Dani Kurniawan (30 tahun) menjadi salah seorang yang harus belajar dengan cara yang keras. Ia sempat terlilit utang karena minim pertimbangan dan pengetahuan.

Dani menceritakan awalnya hanya membutuhkan dana untuk keperluan mendesak dan tanpa pikir panjang ia pun berutang. "Padahal waktu itu tidak banyak butuhnya hanya sekitar Rp 1 juta," kata Dani.

Utang itu seharusnya bisa ia hindari jika memiliki tabungan. Dana darurat adalah pos keuangan yang harus dimiliki setiap pribadi, agar tidak kelabakan saat mengalami kondisi mendesak seperti yang dihadapi Dani.

Menabung dana darurat adalah salah satu cara efektif dalam belajar mengendalikan diri, khususnya dari spending uang untuk barang-barang yang tidak perlu. Setiap orang bisa mulai dari memisahkan antara keinginan dan kebutuhan.

Selain itu, setiap bulannya, kamu bisa mulai disiplin budgeting dengan menyisihkan uang untuk pos tabungan dana darurat terlebih dahulu dibanding untuk pengeluaran yang kurang perlu seperti hiburan dan self reward. Jika belum menikah, dana darurat ideal yang harus dikumpulkan adalah minimal tiga kali pengeluaran rutin bulanan. Untuk yang sudah menikah, jumlahnya bisa sekitar 6-12 kali pengeluaran keluarga per bulannya karena ada tanggungan yang harus dipertimbangkan.

Kamu bisa belajar menabung dana darurat di Jago Syariah di Kantong. Dengan Kantong (Pocket), kamu bisa lebih mudah memisahkan dana sesuai kebutuhan agar tidak tercampur. Bersama Jago Syariah, kamu bisa membuat hingga 40 Kantong Nabung dan Kantong Bayar.

photo

 

Berbeda dengan Dani, Fea Safitri (30 tahun) juga mau tidak mau memenuhi kebutuhan bulanannya dengan berutang terlebih dahulu. Bukan karena kebutuhan mendesak, tapi Fea merasa kesulitan mengatur pengeluaran bulanannya, bahkan untuk sekadar membeli pulsa dan menyisihkan dana untuk kucing peliharaan.

Fea mengaku tidak mau mengganggu uang yang dimiliki setiap bulannya. Meski ia menyadari bahwa uangnya akan tetap habis juga untuk membayar utang.

“Pada dasarnya gaji memang cukup pas-pasan, ya sebenarnya sayang juga sih gaji bulanan keluarnya untuk kebutuhan bulan lalu,” katanya.

Zaman sekarang ini, kita memang harus lebih bijak dalam menggunakan uang agar tidak berutang. Dan, jangan mudah terlena dengan akses yang gampang sampai kesulitan dalam mengendalikan diri.

Pengeluaran setiap bulan memang harus diatur agar bisa terhindar dari utang tidak produktif. Pisahkan setiap pengeluaran agar bisa terkontrol jumlahnya. Bagi pendapatan bulanan berdasarkan pos-pos utama, seperti kebutuhan rutin, dana darurat, pembayaran cicilan jika punya, proteksi, investasi, hingga donasi.

Perencana keuangan dari Finansialku, Melvin Mumpuni mengatakan setiap individu memang harus mengetahui profil masing-masing. Ini penting untuk menyesuaikan kebutuhan dengan pengelolaan pendapatannya.

"Ketahui kebutuhan Anda terlebih dahulu, jika perlu pendapat profesional bisa menghubungi perencana keuangan," katanya.

Memahami kebutuhan pribadi, dan bukan keinginan, dapat menjadi awal mula belajar mengendalikan diri. Setelah itu, perbanyak mencari ilmu dalam mengatur uang, termasuk produk-produk jasa keuangan yang saat ini banyak sekali ada di pasar.

Melvin menyarankan untuk memilih produk jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan budget. Tidak semua produk keuangan cocok dan harus dicoba.

"Pastikan baca syarat dan ketentuan produk sebelum menyetujui atau tanda tangan," ucap Melvin.

Melvin menjelaskan, biasanya permasalahan utang terjadi karena pengeluaran lebih besar dari penghasilan sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Melvin menyarankan harus memperbesar penghasilan misalnya dengan melakukan pekerjaan sampingan atau side hustle.

Melvin juga menegaskan, perlu sekali untuk memiliki dana darurat hingga enam sampai 12 kali pengeluaran bulanan untuk kebutuhan bersifat mendadak. Lalu cicilan usahakan maksimal 35 persen dari penghasilan dan total aset harus lebih besar daripada utang.

Selain mencari tambahan penghasilan, agar tidak mengalami kejadian serupa seperti Deni dan Fea, kamu dapat menyimpan uang di tempat yang aman, tempat di mana kamu tidak akan mudah tergoda untuk memakainya, seperti di deposito.

Deposito Syariah, fitur terbaru Jago Syariah, solusi keuangan digital yang sesuai dengan prinsip syariah karena menggunakan akad Mudharabah Muthlaqah, menjadi pilihan tepat untuk menyimpan uang dengan lebih tenang dan berkah. Selain mengamankan uang dari penggunaan yang tidak perlu atau tidak semestinya selama periode tertentu, Deposito Syariah Jago Syariah memberikan nisbah bagi hasil yang kompetitif. Dengan begitu, kamu bisa memperoleh penghasilan tambahan pada saat deposito cair.

Nisbah bagi hasil yang bisa kamu peroleh dengan menyimpan uang di Deposito Syariah yakni sebesar 16,21 persen atau setara dengan indicative rate sebesar 5.0 persen.

photo

Selain menawarkan solusi investasi berisiko rendah dalam bentuk Deposito Syariah, Jago Syariah juga didukung oleh kekuatan ekosistem digital dimana nasabah dapat menghubungkan akun Jago Syariah mereka dengan GoPay dan aplikasi investasi reksa dana Bibit. Untuk diketahui, PT Bank Jago berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta merupakan peserta penjamin LPS. Jago Syariah sesuai dengan fatwa DSN MUI dan disupervisi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS).

Yuk coba dijajal berbagai fitur andalan Jago Syariah untuk membantumu lebih jago mengatur keuangan, menabung untuk mewujudkan mimpi dan mengamankan masa depan. Download Jago Syariah di sini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement