Senin 06 Feb 2023 11:40 WIB

Bertekad Kurangi Kecelakaan, Mahasiswa UMM Ciptakan Smart Helm

Smart helm miliki fitur lampu hazard, sistem anti maling dan pengecasan panel surya

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Bagus Dwi Bagaskara menciptakan smart helm. Inovasi ini ditunjukkan untuk mengurangi angka kecelakaan saat berkendara.
Foto: Dok. Humas UMM
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Bagus Dwi Bagaskara menciptakan smart helm. Inovasi ini ditunjukkan untuk mengurangi angka kecelakaan saat berkendara.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Bagus Dwi Bagaskara menciptakan smart helm. Inovasi ini ditunjukkan untuk mengurangi angka kecelakaan saat berkendara.

Bagus menjelaskan, angka kecelakaan lalu lintas semakin meningkat setiap tahunnya. Melalui data Kominfo, setidaknya ada tiga orang yang meninggal setiap jamnya akibat kecelakaan saat berkendara. Terlebih lagi saat malam hari, banyak insiden laka lantas yang menimpa para pengguna motor. 

"Hal ini disebabkan karena kurangnya penerangan dan tingkat kewaspadaan pengendara," kata Bagus dalam pesan resmi yang diterima Republika.

Berangkat dari hal tersebut, Bagus mencetuskan ide untuk membuat smart helm yang bisa meningkatan keamanan berkendara. Dibantu dengan sembilan teman lainnya, ia mulai menggarap smart helm ini.

Menurut Bagus, smart helm ini pada awalnya memiliki banyak fitur penunjang. Namun karena alasan berat dan fleksibilitas, fitur yang disematkan dalam smart helm ini lebih disederhanakan.

Setidaknya ada empat fitur utama dalam karya yang diciptakan Bagus dan tim tersebut. Fitur-fitur yang dimaksud antara lain sistem lampu wireless atau lampu hazard, sistem anti maling, anti embun, dan pengecasan dengan panel surya. Jika dikembangkan dengan banyak fitur, dikhawatirkan akan menambah berat helm dan merusak citra dari penggunaanya.

Fitur utama smart helm ini adalah sistem lampu wireless yang disematkan pada bagian samping helm sebagai lampu hazard. Lampu ini mendapatkan energi dari panel surya dan dapat digunakan dalam jangka waktu delapan jam. 

Ia menambahkan, panel surya yang tersemat sengaja dipasang fleksibel agar tidak meninggalkan kesan berat. Kemudian juga dijadikan sebagai upaya memperhatikan tampilan dari helm itu sendiri. Adapun panel surya bertenaga lima volt ini nanti akan mengisi daya dari lampu wireless.

photo
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Bagus Dwi Bagaskara menciptakan smart helm. Inovasi ini ditunjukkan untuk mengurangi angka kecelakaan saat berkendara. - (Dok. Humas UMM)

Fitur menarik lainnya adalah anti-embun yang disematkan di visor bagian dalam dari kaca depan helm. Fitur ini akan membantu pengguna agar tidak terjadi pengembunan saat hujan turun.

Menurut Bagus, fitur embun sebenarnya sudah banyak digunakan untuk mobil, namun belum banyak masyarakat yang tahu. "Untuk itu saya sematkan juga fitur ini untuk membantu pengendara motor saat hujan turun,” jelasnya.

Banyaknya fitur nyatanya tidak membuat mereka abai akan berat helm yang sesuai dengan standar nasional. Helm buatan mereka ini masih terbilang ringan yakni 1,5 kilogram saja. Hal ini berarti beratnya 0,1 kg lebih ringan ketimbang batas maksimalnya.

Terakhir, Bagus berharap karya ini dapat memberi kotnribusi dan mampu menekan angka kecelakaan. Kemudian juga dapat menjadi motivasi anak muda untuk terus mengembangkan karya. Ia berharap produknya dapat diproduksi massal dan digunakan oleh pengendara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement