REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan kegiatan panen raya padi perdana 2023 di Kabupaten Bogor. Kunjungan dilakukan guna memperkuat pasokan beras nasional khususnya sebagai salah satu penyangga beras Ibu kota DKI Jakarta. Selanjutnya, mengecek kesiapan penggilingan padi yang berada di sekitar lokasi panen.
Mentan SYL mengatakan pertanian Kabupaten terkenal dengan lahan yang subur dengan hasil panen yang melimpah. Ini terlihat dari perkiraan luas panen padi Kabupaten Bogor pada Februari 2023 seluas 11.930 ha dengan produktivitas 7,6 ton per hektar, diperkirakan produksi 90.668 ton gabah kering giling (GKG), setara 54 ribu ton beras dan Maret 2023 diperkiraan 9.070 ha yang menghasilkan 27.617 ton beras.
"Di saat dunia menghadapi krisis pangan dan banyak dunia yang khawatir, dari Cileungsi Bogor ini memberikan kabar bahwa sektor pertanian tetap berprodukai meski adanya krisis. Panen ini adalah pesan bahwa pasokan beras melimpah karena panen dimana-mana, sehingga jangan lagi impor," demikian dikatan Mentan SYL pada panen raya padi di Desa Cipeucang, Kecamatan Cileungsi, Bogor, Senin (6/2/2023), dalam siaran persnya.
Ia menyebutkan seluruh wilayah Indonesia pada bulan Februari melangsungkan panen dan puncak panennya pada Maret 2023. Berdasarkan data KSA BPS, prognosa panen padi Februari 2023 seluas 1,0 juta hektar dan Maret seluas 1,9 juta hektar.
"Oleh karena itu, kita hadir panen padi ini pun untuk menyaksikan panen kita berhasil. Kita berhasil menyiapkan makanan dalam 3 tahun terakhir selama masa Covid-19. Hanya sektor pertanian yang tumbuh positif. Terima kasih kepada petani," ucap SYL.
Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Tatang Mulyadi mengatakan produksi padi di Kabupaten di awal tahun 2023 ini diperkirakan mengalami peningkatan, dimana luas panen pada Februari 2023 ini diperkirakan seluas 11.930 hektar dengan produktivitas 7,6 ton per hektar. Hal ini karena adanya kegiatan budidaya petani tetap berlangsung meskipun di tengah kondisi yang tidak baik.
"Kemudian, pertanian di Kabupaten didukung oleh kearifan lokal yaitu menanam padi Cakrabuana dengan indeka pertanaman 400 atau tanam dan panen 4 kali setahun yang produktivitasnya 7,6 ton per hektar. Dengan demikian, pasokan beras di Kabupaten Bogor pada panen raya ini melimpah," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya, Haji Abdullah mengatakan sangat bersyukur dengan kondisi harga gabah saat ini yang tinggi. Namun demikian dengan kondisi harga BBM naik dan terbatasnya mendapatkan BBM bersubsidi menimbulkan masalah bagi petani.
"Saya sangat senang Pak Menteri Pertanian memberikan bantuan benih. Tahun ini pun alhamdulillah tidak ada puso, produksi berhasil capai 7,6 ton per hektar. Kami berharap terkait BBM, dapat diperhatian agar kami petani bisa dengan mudah mendapatkan BBM bersubsidi karena dalam kegiatan bertani seperti traktor dan penggilingan menggunakan solar," ujarnya.
Perlu diketahui, total luas baku sawah Kabupaten Bogor 46.141 ha. Harga gabah kering panen Rp 5.500 / kg dan harga beras Rp 11.000 / kg.