REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir membantah jika pihak LG tak melanjutkan diskusi dengan PT Aneka Tambang Tbk perihal kerja sama untuk membangun pabrik baterai. Erick mengatakan, keduanya masih berdiskusi dan akan terus lanjut bekerja sama.
"LG dan Antam jalan terus," ujar Erick di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/2/2023).
Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury menyampaikan, saat ini kedua perusahaan tersebut masih membahas perihal bentuk kerja sama. Pahala mengatakan, pola kerja sama bisa saja dilakukan tak hanya di pertambangan nikel saja, tetapi juga dalam proses smelter maupun prekursor.
"Mereka komitmen untuk pengembangan sel baterai atau battery pack di kita. Mereka sudah terus bicara terkait kerja sama ini," ujar Pahala.
Terkait isu mundurnya LG dari konsorsium pabrik baterai, khususnya di sektor hulu yang dinakhodai Antam, Pahala menjelaskan, LG tergabung dalam sebuah konsorsium. Konsorsium ini menurut Pahala tak bisa hanya bicara terkait hulu saja, tetapi satu kesatuan sampai kepada produk hilir bahkan pemasaran baterai.
"Jadi ini sebuah konsorsium yang terdiri dari beberapa perusahaan ada yang menguasai teknologi baterai dan sel baterai serta ada yang menguasai smelter, ada yang menguasai pertambangannya. Masing-masing ini menjadi suatu konsorsium," ujar Pahala.
Sebelumnya, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menjelaskan, saat ini progres pengembangan baterai kendaraan listrik baru mencapai kesepakatan. Terutama dengan pihak Contemporary Amperex Technology Co Limited dan LG. Namun, Hendi mengaku saat ini belum ada progres terkait pengembangan pabrik baterai.
"Pengembangan Blok di Halmahera Timur yang sejatinya LG akan bekerja sama dengan Antam masih belum clear. Sebab, LG belum ada kelanjutan diskusi terkait pengembangan Blok Nikel di Halmahera Timur," ujar Hendi.