REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Syafii adalah salah seorang ulama fikih yang mahsyur di dunia Islam. Ajarannya tentang fikih menyebar di banyak negara.
Di antaranya, di Mesir, Palestina, dan mayoritas di negara-negara Asia Tenggara. Namun, kemahsyurannya itu tak membuatnya ujub dan bahkan saat menjelang kematiannya, dia dilanda kegelisahan.
Suatu ketika, seorang sahabat Imam Syafii bernama Al Muzni menjenguk Imam Syafii yang sedang sakit menjelang wafatnya. Dia bertanya kepadanya, "Bagaimana keadaanmu, wahai Abu Abdillah?"
Imam Syafii menjawab, "Keadaanku seperti orang yang sedang berangkat meninggalkan dunia, berpisah dengan kawan-kawan, menjumpai keburukan amalku, meminum gelas kematian dan kembali kepada Allah SWT, sementara aku tidak mengetahui apakah ruhku pergi menuju surga sehingga aku bisa mengucapkan selamat kepadanya, ataukah menuju neraka sehingga aku bisa mengucapkan belasungkawa kepadanya."
Lantas dia bersenandung:
Ketika hatiku menderita dan jalanku menyempit
kujadikan harapanku pada-Mu sebagai anak tangga
Dosaku amatlah besar dibandingkan ampunan-Mu
Oh Tuhanku, ternyata jauh lebih besar ampunan-Mu
Engkau memiliki ampunan atas dosa-dosa
Senantiasa Engkau Pemurah dan maafkan banyak hingga tak bersisa
Andai bukan karena-Mu, ahli ibadah tak ditipu Iblis
Bukankah makhluk-Mu itu perdayai Adam dengan sadis?