REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pemilihan Komite Eksekutif (Exco) PSSI periode 2023-2027 di Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2023, manajer FC Bekasi City Hamka Hamzah menyindir pengurus PSSI yang disebutnya lebih banyak berpolitik daripada mengurus sepak bola.
"Yang memegang sepak bola ini cuma 30 persen memajukan sepak bola, 70 persen lagi berpolitik. Saya harap ini dibalik," ujar Hamka dalam acara "Kaukus Sepak Bola Nasional - Nyalakan Nyali Membangun PSSI" yang diadakan PSSI Pers di Jakarta, seperti dilansir dari Antara, Selasa (14/2/2023).
Menurut pria berusia 39 tahun itu, sepak bola suatu negara tidak bisa maju jika pengurus federasinya memanfaatkan ruang untuk meraup kekuasaan.
Hamka mencontohkan sepak bola Malaysia yang terus bertumbuh lantaran politik didorong menjauh dari federasi. Dia sendiri pernah memperkuat PKNS FC atau yang kini dikenal sebagai Selangor FC II.
"Ketika saya bermain di Malaysia, saya melihat mereka maju karena 70 persen pengurusnya memajukan sepak bola. Kalau di Indonesia, yang maju bukan timnas atau kompetisi tetapi bapak-bapak yang terpilih (terkait politik-red). Di Inggris, kita tidak kenal pengurus federasinya. Namun di Indonesia, pengurus lebih terkenal daripada sepak bolanya," tutur Hamka.
Untuk itu, dia pun berharap kepada pengurus baru PSSI yang akan dipilih pada KLB agar benar-benar fokus dan konsentrasi mengurus sepak bola.
Selain itu, Hamka memohon kepada jajaran Komite Eksekutif (Exco) 2023-2027 untuk kembali melanjutkan Liga 2 dan Liga 3 Indonesia 2022-2023 yang dihentikan sementara setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
"Pengurus memiliki utang untuk melanjutkan Liga 2 dan Liga 3," kata Hamka.
Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan PSSI sudah menetapkan 76 nama calon tetap ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Exco PSSI periode 2023-2027 yang berhak dipilih di KLB PSSI 2023.
Mereka adalah lima calon ketua umum, 16 calon wakil ketua umum dan 55 calon anggota Exco.
Sebanyak lima calon ketua umum PSSI 2023-2027 yaitu AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Arif Putra Wicaksono, Doni Setiabudi, Erick Thohir, dan Fary Djemie Francis.