Selasa 14 Feb 2023 19:26 WIB

Wali Kota Mojokerto Ajak Generasi Muda Jaga Kerukunan Umat Beragama

Kerukunan umat beragama menjadi modal penting keberlangsungan pembangunan.

Perwakilan pemuka agama dan kepercayaan memimpin doa dalam peringatan Pekan Kerukuranan Antar Umat Beragama Dunia di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (5/2/2023). Ahad pertama Februari telah ditetapkan sebagai Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama atau lebih populer dengan World Interfaith Harmony Week (WIHW) yang bertujuan untuk menguatkan relasi antar pemeluk agama-agama di dunia, perdamaian, kesetaraan gender, kesehatan mental, dan lingkungan hidup.
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Perwakilan pemuka agama dan kepercayaan memimpin doa dalam peringatan Pekan Kerukuranan Antar Umat Beragama Dunia di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (5/2/2023). Ahad pertama Februari telah ditetapkan sebagai Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama atau lebih populer dengan World Interfaith Harmony Week (WIHW) yang bertujuan untuk menguatkan relasi antar pemeluk agama-agama di dunia, perdamaian, kesetaraan gender, kesehatan mental, dan lingkungan hidup.

REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO -- Wali Kota Mojokerto, Jawa Timur, Ika Puspitasari mengajak generasi muda di kota setempat untuk tetap kompak dalam upaya menjaga kerukunan antarumat beragama.

"Apapun perbedaan di antara kita, ketika kita duduk bersama dengan niat, niat untuk menjaga kerukunan, tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Asal kita guyub, Insya Allah semuanya akan berkah," ujar Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita tersebut dalam Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama, di Ruang Sabha Mandala Madya, Kantor Pemkot Mojokerto, Selasa (14/2/2023).

Jika kerukunan umat beragama menjadi modal penting keberlangsungan pembangunan di Kota Mojokerto. Peran tersebut tidak hanya dipegang oleh pemerintah ataupun masyarakat berusia dewasa, melainkan juga pemuda."Karena tokoh pemuda inilah, sejatinya yang ke depan akan menjadi penggerak untuk keberlanjutan negara kita, yang akan menjadi motor untuk keberlangsungan Kota Mojokerto ke depan," kata Ning Ita.

Pihaknya juga berharapuntuk memupuk semangat persatuan tersebut, ke depan dapat digelar berbagai kegiatan yang melibatkan pemuda Kota Mojokerto dari berbagai latar belakang agama, etnis, suku, dan budaya.

Melalui kegiatan kolaborasi, Ning Ita ingin menekankanmeskipun semua berbeda-beda, namun memiliki akar budaya yang sama. "Agama boleh berbeda-beda, suku boleh tidak sama, etnis juga boleh tidak sama, tetapi akar budaya kita adalah sama yaitu Indonesia," kata Ning Ita.

Pada sosialisasi yang digelar pemkot melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) itu diikuti oleh 75 pemuda yang tergabung dalam Generasi Muda Forum Kerukunan Umat Beragama (Gema FKUB). Organisasi tersebut terdiri dari para pemuda dari berbagai agama di Kota Mojokerto, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katholik, Budha, Hindu, dan Konghucu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement