Rabu 15 Feb 2023 07:12 WIB

Israel Batasi Penggunaan Kamar Mandi Bagi Para Tahanan Palestina

Pembatasan tersebut dikritik oleh kelompok hak asasi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
File -- Seorang penjaga penjara berdiri di penjara Gilboa di Israel utara, Senin, 6 September 2021. Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir memerintahkan Layanan Penjara Israel (IPS) untuk mengurangi waktu yang diizinkan bagi tahanan Palestina untuk memiliki akses kamar mandi.
Foto: AP/Sebastian Scheiner
File -- Seorang penjaga penjara berdiri di penjara Gilboa di Israel utara, Senin, 6 September 2021. Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir memerintahkan Layanan Penjara Israel (IPS) untuk mengurangi waktu yang diizinkan bagi tahanan Palestina untuk memiliki akses kamar mandi.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir memerintahkan Layanan Penjara Israel (IPS) untuk mengurangi waktu yang diizinkan bagi tahanan Palestina untuk memiliki akses kamar mandi.

Arab 48 melaporkan, Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina, IPS memberikan pemberitahuan kepada para tahanan tentang jadwal baru untuk mengakses kamar mandi yang menunjukkan pengurangan waktu satu jam.

Baca Juga

Langkah tersebut dikritik oleh kelompok hak asasi sebagai eskalasi agresi terhadap tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel. Kepala Palestinian Prisoners Club, Qadura Fares, mengatakan, perintah Ben-Gvir ini akan menjadi penyebab ledakan atas kondisi di dalam penjara Israel.

“Terlepas dari keseriusan dampak tindakan ini terhadap para tahanan dalam hal kebersihan dan penyebaran penyakit, itu juga mencerminkan tingkat degradasi dan absurditas yang dimiliki Ben-Gvir,” kata Fares, dilaporkan Middle East Monitor, Selasa (14/2/2023).

Awal bulan ini, Ben-Gvir memerintahkan penghentian tahanan keamanan Palestina yang bekerja di toko roti di dua penjara Israel. Ben-Gvir mengatakan, dia membatalkan tunjangan dan indulgensi.

Sejak menduduki jabatan menteri akhir tahun lalu, Ben-Gvir telah memicu kontroversi di Israel maupun di luar negeri. Dia mendorong reformasi garis keras terhadap lembaga peradilan dan keamanan.  Dia juga telah menyerukan hukuman mati bagi warga Palestina yang dianggap sebagai "teroris" dan telah berjanji untuk mempersulit kondisi penjara bagi warga Palestina.

Israel menahan sekitar 4.700 tahanan Palestina, termasuk wanita dan anak-anak. Angka tersebut termasuk narapidana yang dihukum, serta mereka yang ditahan di bawah penahanan administratif yang tanpa dakwaan atau persidangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement