Kamis 16 Feb 2023 19:00 WIB

Imani Isra Miraj dengan Sholat, Tidak Keji dan Mungkar

Umat Islam sebentar lagi akan memperingati Isra Miraj.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Imani Isra Miraj dengan Sholat, Tidak Keji dan Mungkar. Foto: Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad.
Foto: Dok Muhammadiyah
Imani Isra Miraj dengan Sholat, Tidak Keji dan Mungkar. Foto: Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam sebentar lagi akan memperingati Isra Miraj yang jatuh pada 18 Februari 2023 atau 27 Rajab 1444 Hijriyah. Umat Islam harus percaya dengan pristiwa Isra Miraj dan mengimaninya dengan melaksanakan sholat serta menjauhi perbuatan mungkar dan keji.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Profesor Dadang Kahmad, mengatakan, segenap kaum Muslimin harus mempercayai kejadian Isra Miraj. Untuk itu, umat Islam harus mengamalkan perintah Allah SWT khususnya sholat.

Baca Juga

"Pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa Isra Miraj adalah bagi Allah SWT segalanya bisa terjadi dan Allah Sangat Berkuasa, siapapun yang mempunyai kemampuan batin yang tinggi bisa mencapai pengalaman spritual yang tinggi juga," kata Prof Dadang kepada Republika, Kamis (16/2/2023).

Prof Dadang mengatakan, terkait sholat ikuti apa yang dipernitahkan oleh Allah SWT dan dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Umat Islam harus menjaga sholat yang wajib dan sunnah.

Ia menambahkan, lakukan sholat wajib dan sunnah secara baik dan taat serta penuh keimanan. Karena sholat adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh semua Muslim.

"Bahkan perintah sholat pun tidak melalui malaikat Jibril tapi Allah SWT langsung yang memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW," ujarnya.

Menurut Prof Dadang, orang-orang yang sholat akan melahirkan kesadaran keberagamaan yang tinggi. Oleh karena itu ketika orang melaksanakan sholat dengan memahami makna sholat akan melahirkan satu sifat religiusitas yang bisa membedakan mana yang baik dan buruk.

Ia menambahkan, dengan sholat yang dipahami maknanya seseorang bisa membedakan mana perintah Allah SWT dan mana yang dilarang Allah SWT. "Bahkan dengan sholat bisa menjauhkan diri dari pekerjaan yang dianggap buruk oleh manusia dan masyarakat," jelas Prof Dadang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement