Jumat 17 Feb 2023 06:20 WIB

Bank Dunia: Sistem Kerja Fleksibel Dorong Perempuan Bekerja

Mempekerjakan dan mempromosikan perempuan masuk akal secara ekonomi dan bisnis.

Red: Fuji Pratiwi
Pekerja perempuan memproduksi alat pelindung diri sebuah perusahaan garmen di Jakarta, Rabu (1/7/2020) (ilustrasi). Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen mengatakan tersedianya sistem kerja yang fleksibel dapat mendorong partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.
Foto: ANTARA/M RISYAL HIDAYAT
Pekerja perempuan memproduksi alat pelindung diri sebuah perusahaan garmen di Jakarta, Rabu (1/7/2020) (ilustrasi). Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen mengatakan tersedianya sistem kerja yang fleksibel dapat mendorong partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen mengatakan tersedianya sistem kerja yang fleksibel dapat mendorong partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.

"Dengan membuat pilihan kerja fleksibel, seperti kerja hibrida dengan tanpa mengorbankan produktivitas," kata Satu Kahkonen dalam webinar bertajuk "Memperkuat Ekosistem untuk Pekerja Perempuan: Kebijakan Lingkungan Kerja yang Inklusif", di Jakarta, Kamis (16/2/2023).

Baca Juga

Kahkonen juga menekankan pentingnya ketersediaan fasilitas pengasuhan anak yang berkualitas dan terjangkau sehingga memungkinkan perempuan bekerja. Bank Dunia mendorong tersedianya pendampingan dan pelatihan pekerja dan perempuan pengusaha untuk membentuk pemimpin perempuan di masa depan.

Hal tersebut penting karena saat ini jumlah perempuan yang menjadi pemimpin dalam industri masih rendah. "Pada posisi manajemen senior hanya 30 persen yang perempuan, lima persen di jajaran pimpinan perusahaan, dan hanya 16 persen yang memiliki usaha kecil dan menengah," kata Kahkonen.

Padahal menurut survei ILO terhadap perusahaan di Indonesia, 77 persen perusahaan setuju keragaman gender dapat membantu meningkatkan kinerja bisnis mereka. Hal tersebut menunjukkan, mempekerjakan dan mempromosikan perempuan merupakan hal positif bagi industri.

"Jadi mempekerjakan dan mempromosikan perempuan tidak hanya masuk akal secara ekonomi, juga masuk akal secara bisnis," kata Satu Kahkonen.

Karena itu, Bank Dunia meminta pemerintah dan pengusaha mengeluarkan kebijakan untuk menciptakan ekosistem industri yang memberdayakan perempuan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement