Jumat 17 Feb 2023 02:46 WIB

UEA Berkomitmen Terus Kirim Bantuan untuk Korban Gempa Turki dan Suriah

UEA memandang korban gempa Turki dan Suriah harus terus dibantu.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Seorang pekerja menyiapkan pengiriman perlengkapan tidur korban gempa bumi di Turki dan Suriah yang sekarang terkena cuaca musim dingin yang membekukan, dengan stiker bertuliskan Sumbangan dari Palestina untuk rakyat Turki, di sebuah pabrik Palestina di kota Tepi Barat Hebron, Kamis (16/2/2023). Warga Palestina telah turun tangan untuk membantu mereka akibat gempa dahsyat di Turki dan Suriah, dengan Otoritas Palestina bahkan mengirimkan tim medis dan ahli lainnya untuk mendukung upaya penyelamatan Turki dan Suriah.
Foto: AP Photo/Nasser Nasser
Seorang pekerja menyiapkan pengiriman perlengkapan tidur korban gempa bumi di Turki dan Suriah yang sekarang terkena cuaca musim dingin yang membekukan, dengan stiker bertuliskan Sumbangan dari Palestina untuk rakyat Turki, di sebuah pabrik Palestina di kota Tepi Barat Hebron, Kamis (16/2/2023). Warga Palestina telah turun tangan untuk membantu mereka akibat gempa dahsyat di Turki dan Suriah, dengan Otoritas Palestina bahkan mengirimkan tim medis dan ahli lainnya untuk mendukung upaya penyelamatan Turki dan Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) berjanji mengirim bantuan tambahan ke Suriah menyusul gempa dahsyat mematikan yang mengguncang negara tersebut dan tetangganya Turki pada Senin (6/2/2023) lalu. Dana bantuan tambahan yang dijanjikan sebesar 50 juta dolar AS atau sekitar Rp 725 miliar.

Sebelumnya UEA berjanji menyerahkan bantuan dana senilai 50 juta dolar AS. Sehingga dengan demikian, seperti dilansir Albawaba, Kamis (16/2/2023), total dana yang dijanjikan oleh UEA untuk membantu Turki dan Suriah yang diguncang gempa besar, yaitu sebesar 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun.

Baca Juga

Janji tersebut diumumkan oleh Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, sembilan hari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda Suriah utara dan Turki selatan. Gempa menyebabkan lebih dari 41 ribu orang tewas dan puluhan ribu lainnya terluka atau mengungsi.

Dari total dana yang dikirim ke Suriah, sebesar 20 juta dolar AS akan dihabiskan untuk pelaksanaan proyek-proyek kemanusiaan sebagai tanggapan atas seruan darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait kondisi yang memburuk di Suriah.

Sedangkan tambahan 50 juta dolar AS adalah bantuan kemanusiaan yang ditujukan untuk Turki. Beberapa negara mengirimkan bantuan ke Suriah dan Turki setelah gempa kuat, yang menyebabkan banyak bangunan runtuh dan infrastruktur rusak parah.

Jumlah korban tewas dalam gempa bumi yang berpusat di Turki kini sudah melampaui jumlah 41 ribu jiwa atau sudah melewati jumlah korban dalam gempa Jepang 2011 dan gempa Turki 1999. Angka ini melebihi jumlah korban gempa dan tsunami di Fukushima, Jepang, pada 2011 yang merenggut 18.400 jiwa.

Gempa bermagnitudo 7,7 pada Senin (6/2/2023) tersebut, akibat pergerakan sesar Anatolia Timur di tenggara dan selatan Turki, juga sudah melampaui jumlah korban gempa 1999, juga di Turki, yang kali ini menelan 18 ribu korban jiwa.

Menurut badan bencana Turki, saat ini terdapat 32 ribu orang dari organisasi di negara tersebut yang terlibat dalam misi pencarian dan penyelamatan korban gempa. Sementara tim dari mancanegara berjumlah 8.294 personel.

PBB telah memperingatkan, setidaknya 870 ribu orang di Turki dan Suriah akan sangat membutuhkan bantuan makanan panas. PBB memperkirakan, hingga 5,3 juta orang di Suriah telah kehilangan tempat tinggal akibat gempa. Hal itu memperparah krisis kemanusiaan yang dihadapi Suriah. Sebab, konflik sipil yang sudah berlangsung di sana sejak 2011 belum berakhir sampai sekarang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement