REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk sebuah kartun di sebuah majalah satir sebagai provokasi keji karena menggambarkan Nabi Muhammad SAW dan Musa Alaihissalam, sehingga memicu protes dari kalangan konservatif.
Kartun tersebut, yang diterbitkan beberapa hari setelah berakhirnya konflik 12 hari antara Israel dan Iran, tampaknya menunjukkan Nabi Muhammad dan Nabi Musa, salah satu nabi terpenting dalam agama Yahudi, berjabat tangan di langit, sementara rudal-rudal terbang di bawahnya dalam sebuah adegan perang. Empat kartunis ditangkap pada Senin (30/6/2025) karena ilustrasi tersebut.
Ilustrasi tersebut dikritik oleh kaum konservatif religius dan partai yang berkuasa di Turki. Mereka menyebutnya sebagai kejahatan kebencian Islamofobia. Majalah yang menerbitkannya, LeMan, meminta maaf kepada para pembaca yang merasa tersinggung dan mengatakan gambar tersebut telah disalahartikan.
“Kami tidak akan mengizinkan siapa pun untuk berbicara menentang nilai-nilai suci kami,” kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan di televisi, dikutip dari laman The Guardian, Rabu (2/7/2025).
Erdogan dan Partai AK yang berakar pada Islam secara teratur mengkritik apa yang mereka sebut sebagai tindakan Islamofobia di Turki. Umat Islam menganggap penggambaran Nabi Muhammad sebagai penghinaan.
