REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sebagian kalangan yang mengingkari perjalanan Miraj Nabi Muhammad. Kalangan ini beranggapan, Alquran hanya mencantumkan perjalanan Isra sehingga memunculkan keraguan terhadap perjalanan Nabi Muhammad ke langit.
Lantas apakah benar demikian? Mantan Mufti Mesir, Syekh Ali Jumah menjelaskan, pendapat bahwa perjalanan Miraj tidak dijelaskan dalam Alquran adalah salah. Dia menekankan, pendapat itu benar-benar tidak bisa diterima.
"Perjalanan Miraj Nabi ada dalam Alquran, yaitu di Surat An Najm, di mana disebutkan semua Miraj," kata dia seperti dilansir Masrawy, Sabtu (18/2/2023). Kemudian Syekh Jumah mengutip Surat An-Najm ayat 1-14:
"Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai keteguhan, maka (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. Sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat (Kepada Muhammad untuk menyampaikan wahyu), lalu bertambah dekat. Sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu disampaikannya wahyu kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah diwahyukan Allah. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang dilihatnya itu? Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. (QS An-Najm ayat 1-14)
Terkait hadits tentang Isra Miraj, Syekh Ali Jumah mengatakan, hadits menjelaskan isi Alquran, yang salah satunya adalah perjalanan Isra Miraj. Hadits menyebutkan tentang adanya perintah melaksanakan sholat wajib lima waktu saat Nabi Muhammad melakukan perjalanan Isra Miraj.
"Contohnya adalah hadits-hadits tentang sholat lima waktu, karena sholat-sholat tersebut tidak terdapat dalam Alquran padahal salah satu rukun Islam. Termasuk hadits tentang jumlah rakaat dalam sholat, dan juga mengenai wudhu sebelum sholat dan bukan sesudahnya," jelasnya.
Syekh Jumah menyampaikan, hadits yang membicarakan Isra Miraj ada lebih dari 50 hadits, dan yang shahih menurut kesepakatan para ulama yakni antara 1 sampai 70 hadits. Setiap hadits ini diriwayatkan lebih dari satu sahabat Nabi.
Dengan demikian, Syekh Jumah menegaskan, mengingkari Miraj dan mengingkari hadits tentang perjalanan Miraj, sama dengan mengingkari sesuatu yang qath'i, atau sesuatu yang telah ditetapkan. Apalagi, dari generasi Muslim terdahulu juga sudah menyebutkan, Surat An-Najm adalah surat tentang perjalanan Miraj Nabi Muhammad SAW.
Syekh Jumah menuturkan, keraguan adalah metode sistematis yang tidak dapat diingkari, tetapi meragukan perjalanan Miraj justru menjadi absurd dan itu tidak ada hubungannya dengan sains.
Karena itu, Syekh Jumah menekankan, perjalanan Miraj Nabi Muhammad SAW telah ditetapkan dalam Alquran dan Hadits serta berdasarkan kaidah-kaidah Islam. Sehingga siapapun yang menyangkal, maka sama saja menyangkal aspek-aspek lain yang ditinggalkan Nabi Muhammad SAW.
Sumber: