REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) akan mengucurkan bantuan tambahan senilai 100 juta dolar AS untuk penanganan pascagempa di Turki dan Suriah. Sebelumnya Negeri Paman Sam sudah mengumumkan bantuan senilai lebih dari 85 juta dolar AS.
Presiden AS Joe Biden bermaksud mengesahkan 50 juta dolar AS lewat Emergency Refugee and Migration Assistance Funds (ERMA). Sementara 50 juta dolar AS lainnya bakal dicairkan dalam bantuan kemanusiaan melalui Departemen Luar Negeri dan USAID.
“Bantuan kemanusiaan ini akan menargetkan populasi rentan yang terkena dampak gempa di Turki dan Suriah dan tersedia untuk mendukung organisasi internasional dan nonpemerintah yang memberikan bantuan,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, Ahad (19/2/2023).
Paket bantuan baru tersebut akan bermanfaat bagi pengadaan dan distribusi bantuan penting, termasuk barang-barang penyelamat seperti selimut, kasur, paket makanan, pakaian hangat, tenda, dan bahan-bahan tempat tinggal. Bantuan AS juga bakal mendukung layanan pengobatan dan kesehatan, upaya air bersih dan sanitasi, serta program pendukung pendidikan anak-anak dan remaja yang terkena dampak gempa.
AS mengumumkan bantuan terbarunya untuk korban gempa saat menteri luar negeri mereka, Antony Blinken, tengah melakukan kunjungan ke Turki. Blinken tiba di Pangkalan Angkatan Udara Incirlik yang telah digunakan AS sebagai pangkalan operasi untuk melakukan upaya bantuannya.
Blinken melakukan tur helikopter ke Provinsi Hatay, salah satu daerah paling parah terdampak gempa berkekuatan 7,8 skala Richter pada 6 Februari lalu. “Ini akan menjadi upaya jangka panjang. Ketika Anda melihat tingkat kerusakan, jumlah bangunan, jumlah apartemen, jumlah rumah yang hancur, itu akan mengambil upaya besar-besaran untuk membangun kembali. Tapi kami berkomitmen untuk mendukung Turki dalam upaya itu,” ujar Blinken kepada awak media di Pangkalan Angkatan Udara Incirlik.
Menurut Blinken, hal terpenting saat ini adalah memberikan bantuan kepada para korban. “Sederhananya, AS ada di sini,” ujarnya.
Hingga berita ini ditulis, Turki telah melaporkan 40.642 korban tewas akibat gempa. Sementara angka kematian di Suriah melampaui 5.800 jiwa. Jutaan warga di kedua negara turut terdampak gempa bermagnitudo 7,8 yang mengguncang pada 6 Februari lalu.