Senin 03 Feb 2025 15:46 WIB

Elon Musk Berulah Lagi, Bilang Presiden Trump Setuju 'Mematikan' USAID

Cabang USAID di berbagai negara terpaksa meliburkan operasional dan staf.

Elon Musk buat salam mirip gerakan Nazi.
Foto: Tangkapan Layar
Elon Musk buat salam mirip gerakan Nazi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Sejawat Presiden AS Donald Trump, Elon Musk, berulah lagi, Senin waktu setempat. Setelah sebelumnya ramai dikritik karena melakukan salam seperti Nazi, kali ini, pendiri Space X dan pemilik X alias Twitter itu juga bikin gaduh karena menyatakan bakal menutup operasional USAID.

USAID adalah salah satu lembaga AS yang bertugas menyalurkan bantuan ke negara-negara berkembang dan miskin.

Baca Juga

Senin pagi (3/1/2025), Musk mengadakan sesi langsung di X Spaces, sebelumnya dikenal sebagai Twitter Spaces, dan mengatakan bahwa dia sudah berbicara mendalam tentang USAID dengan presiden. “Dia setuju kita harus menutupnya (USAID),” kata Musk.

Elon kemudian mengandaikan USAID sebagai sebuah apel busuk dengan ulat. Sehingga harus dibuang seluruhnya. Ia menegaskan, pada dasarnya ia menyatakan, "Anda harus menyingkirkan semuanya. Itu tidak bisa diperbaiki.”

“Kami akan mematikannya!” kata Musk dengan tegas, seperti dikutip Associated Press, Senin.

Pernyataan keras Musk ini menyusul situasi memanas di USAID. Pemerintah Trump menskors dua kepala keamanan tertinggi di USAID. Keduanya menolak untuk menyerahkan materi rahasia di area terlarang kepada tim inspeksi pemerintah Musk. Hal ini terkonfirmasi dari seorang pejabat saat ini dan mantan pejabat AS mengatakan kepada The Associated Press pada Ahad.

Anggota Departemen Efisiensi Pemerintah, yang dikenal sebagai DOGE, akhirnya mendapatkan akses hari Sabtu ke informasi rahasia badan bantuan, yang mencakup laporan intelijen, kata mantan pejabat itu.

Kru DOGE Musk tidak memiliki izin keamanan yang cukup tinggi untuk mengakses informasi itu, sehingga dua pejabat keamanan USAID - John Voorhees dan wakil Brian McGill - percaya diri mereka berkewajiban secara hukum untuk menolak akses Musk.

Pejabat AS saat ini dan mantan pejabat AS mengetahui insiden itu dan berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk membagikan informasi tersebut.

Situasi beralih ke X, karena Musk pada Ahad menanggapi dengan mengatakan, “USAID adalah organisasi kriminal. Waktunya untuk mati!” 

Kate Miller, yang bertugas di dewan penasihat DOGE, mengatakan dalam posting terpisah bahwa tidak ada materi rahasia yang diakses “tanpa izin keamanan yang tepat.”

Musk membentuk DOGE bekerja sama dengan pemerintahan Trump dengan tujuan memecat pekerja federal, memotong program dan memangkas peraturan federal.

USAID, yang situsnya menghilang Sabtu tanpa penjelasan, telah menjadi salah satu lembaga federal yang paling ditargetkan oleh pemerintahan Trump. “Ini dijalankan oleh sekelompok orang gila-gilaan radikal. Dan kami mengeluarkan mereka,” kata Trump kepada wartawan tentang USAID, Ahad malam.

Pemerintahan Trump dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio telah memberlakukan pembekuan bantuan asing, hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan menutup sebagian besar program kemanusiaan, pembangunan dan keamanan USAID di seluruh dunia. Situasi ini memicu  ribuan PHK oleh organisasi bantuan di sejumlah negara. 

AS sejauh ini merupakan donor bantuan kemanusiaan terbesar di dunia, dengan USAID mengelola miliaran dolar bantuan kemanusiaan, pembangunan dan keamanan di lebih dari 100 negara.

 

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement