REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Tsai Ing-wen pada Selasa (21/2/2023) mengatakan, Taiwan memperkuat hubungan militernya dengan Amerika Serikat (AS) dan akan bekerja sama lebih erat dengannya dan negara-negara sahabat lainnya untuk menangani "ekspansi otoriter". Pernyataan ini diungkapkan Tsai di hadapan anggota parlemen AS yang berkunjung.
AS tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan. Tetapi AS merupakan pendukung internasional dan pemasok senjata terpenting bagi Taiwan. Hal ini menjadi sumber gesekan yang konsisten dalam hubungan Cina-AS.
“Taiwan dan Amerika Serikat terus meningkatkan pertukaran militer, dan ke depan Taiwan akan bekerja sama lebih aktif dengan Amerika Serikat dan mitra demokrasi lainnya untuk menghadapi tantangan global seperti ekspansionisme otoriter dan perubahan iklim,” kata Tsai kepada anggota parlemen di kantornya di Taipei.
Anggota Komite Pemilihan Cina AS dan yang memimpin delegasi bipartisan AS, Ro Khanna, mengatakan kepada Tsai, delegasi parlemen AS berkunjung ke Taiwan untuk memperkuat hubungan keamanan dan ekonomi. Khanna mengatakan, AS ingin membangun kemitraan ekonomi di bidang teknologi, militer, dan pertahanan.
“Kami datang ke sini untuk mempererat hubungan ekonomi. Kami terus membangun kemitraan ekonomi di bidang teknologi dan tentunya juga kemitraan di bidang militer dan pertahanan,” ujar Khanna.
Pada bulan Agustus, Cina menggelar latihan militer di dekat Taiwan untuk mengungkapkan kemarahan atas kunjungan Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi ke Taipei.
Pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis menolak klaim kedaulatan Cina. Pemerintah mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka sendiri.