Jumat 24 Feb 2023 14:00 WIB

Bolehkah Mengerjakan Lebih dari Satu Sholat dengan Tayamum?

Beberapa sholat fardhu boleh dikerjakan dengan satu tayamum.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Bolehkah Mengerjakan Lebih dari Satu Sholat dengan Tayamum?. Foto: Ilustrasi tayamum, ilustrasi tayamum di kendaraan, ilustrasi tayamum di pesawat
Foto: Dok Republika
Bolehkah Mengerjakan Lebih dari Satu Sholat dengan Tayamum?. Foto: Ilustrasi tayamum, ilustrasi tayamum di kendaraan, ilustrasi tayamum di pesawat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dibolehkannya tayamum dalam syariat sudah terang. Namun bagaimana hukumnya apabila mengerjakan lebih dari satu sholat dengan tayamum?

Ibnu Rusyd dalam kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid menjelaskan, jumhur ulama bersepakat bahwa perbuatan-perbuatan yang di dalamnya thaharah ini menjadi syarat sah. Adalah misalnya perbuatan wudhu, menyentuh mushaf, sholat, dan lain sebagainya.

Baca Juga

Namun mereka berselisih pendapat apakah dengantayamum boleh dikerjakan lebih dari satu shalat ataukah hanya boleh satu sholat saja?

Pendapat Imam Malik yang terkenal adalah bahwa dua sholat fardhu sama sekali tidak boleh dikerjakan dengan satu tayamum. Pendapatnya tentang dua shalat yang diqasha diperselisihkan.

Dan tentang dua sholat yang salah satunya fardhu dan lainnya sunnah, pendapat yang terkenal darinya adalah bahwa apabila yang fardhu didahulukan maka keduanya boleh dikumpulkan dan apabila yang sunnah didahulukan maka keduanya tidak boleh dikumpulkan.

Sementara Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa beberapa sholat fardhu boleh dikerjakan dengan satu tayamum. Pokok perselisihan pendapat ini adalah: apakah tayamum wajib dikerjakan untuk setiap sholat, baik berdasarkan zahir ayat maupun berdasarkan kewajiban mengulangi pencarian, atau keduanya?

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement