REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemkab Bogor mengalami defisit sekitar Rp 400 miliar lantaran angka Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) tahun 2022 tak sesuai dengan prediksi. Saat APBD 2023 kabupaten disahkan pada akhir November 2022, SiLPA diprediksi sekitar Rp 700 miliar.
Namun, pada akhir Desember 2022, penyerapan anggaran di Kabupaten Bogor cukup baik. Sehingga, menyisakan SiLPA hanya sekitar Rp 250 miliar.
"Prediksi serapan anggaran (APBD 2022) semula 85 perse, tetapi setelah diakumulasi serapan anggaran itu mencapai 90 persen dan SiLPA yang diprediksi Rp 700 miliar ternyata hanya Rp 250 miliar," kata Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bogor Iwan Setiawan, Sabtu (25/2/2023).
Kondisi tersebut terpaksa membuat Pemkab Bogor merencanakan perubahan anggaran secara parsial dalam waktu dekat untuk menyelaraskan kembali antara pendapatan dan belanja.
"Makanya belum ada program yang dilelangkan, karena takut ketika sudah dilelangkan dan ada pemenang tender anggarannya ke refocusing," ujar Iwan.
Diketahui, pada akhir tahun 2022, Pemkab Bogor bersama DPRD Kabupaten Bogor menetapkan APBD tahun anggaran 2023 dengan target pendapatan daerah sekitar Rp 8,5 triliun, kemudian belanja daerah ditarget Rp 9,14 triliun. Terdapat defisit anggaran sekitar Rp 642 miliar yang tertutupi oleh pembiayaan neto.
Sebelumnya, Kepala Bagian Anggaran pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten BogorAchmad Wildan menyebutkan bahwa prediksi SiLPA Rp 700 miliar berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang sudah diterbitkan.
Dari APBD senilai Rp 8,5 triliun pada tahun 2022, PemkabBogor saat itu menargetkan untuk menyerap 93,4 persen. Namun, kenyataannya melampaui target.