REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Asosiasi pondok pesantren NU, Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU DKI Jakarta menggandeng PT Elektrik Transportasi Indoenesia (E Trans) untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya di lingkungan pesantren yang ada di wilayah DKI Jakarta.
Pada 2022 lalu, sedikitnya ada sekitar 8,71 juta unit UMKM di Indonesia pada 2022. Data yang dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) tersebut masih memiliki potensi untuk bertambah pada 2023.
Koordinator Humas dan Anggota RMI NU DKI Jakarta, Wafa Riansyah, menjelaskan geliat ekonomi di sektor UMKM akan semakin bergairah dengan adanya dukungan kerja sama antar lembaga dan perusahaan maupun industri. Salah satunya adalah kerja sama yang diinisiasi oleh RMI NU, yang membentuk wadah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk lingkungan pesantren.
“Kami ada kerja sama dengan E Trans, Transmart, Bank Mega Finance, dan Greentech dalam membentuk salah satu wadah UKM,” ujar Wafa saat diwawancara di sela-sela acara Istighosah Kubro yang digelar di Masjid Istiglal Jakarta, Sabtu (25/2/2023) malam.
Wafa juga bersyukur karena dengan adanya kerja sama dengan E Trans tersebut akan bisa menaungi semua UKM yang berada di bawah RMI.
“Alhamdulilah support dari E Trans sangat luar biasa. Apalagi juga E Trans akan membuat ojek online juga. Ini akan membuat santri-santri kami dan alumni kami insya Allah bisa berkontribusi di situ. Baik dari segi makanan E Trans food-nya dan untuk driver-nya juga,” ucap Wafa.
Di sisi lain, untuk mengurangi polusi udara, pemerintah telah mengeluarkan Perpres nomor 55 tahun 2019, yang berisi tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk transportasi jalan.
Seperti diketahui bahwa sektor transportasi adalah penyumbang polusi utama di Indonesia. Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mengakselerasi penggunaan kendaraan listrik, baru-baru ini E Trans pun telah menandatangani pesanan 500 ribu unit sepeda motor listrik selama dua tahun untuk kebutuhan ojek online (ojol) di DKI Jakarta.
Komisaris PT Elektrik Transportasi Indonesia, Ir Tumiran mengatakan, pihaknya saat ini akan terus berupaya mendukung terciptanya transisi energi melalui kendaraan listrik yang dijadikan armada E Trans. Karena itu, perusahaannya membuka peluang kerja sama seluas-luasnya dengan berbagai pihak dalam upaya mengakselerasi kendaraan listrik di masyarakat, termasuk juga bekerja sama dengan UMKM-UMKM binaan pesantren di Indonesia.
“Kami bekerja sama dengan Greentech sebagai produsen motor listrik, untuk mengembangkan transportasi dengan menggunakan kendaraan berbasis baterai. Pada kesempatan ini kami mulai memperkenalkan bahwa kami juga bekerja sama dengan Transmart dan Bank Mega Finance,” kata Tumiran.
Jika semuanya berjalan baik, Tumiran yakin apa yang ditawarkan nanti akan memenuhi azas keadilan yang lebih baik, terutama bagi orang-orang yang berminat bergabung dengan E Trans.
E Trans sendiri merupakan ojol pendatang baru di Indonesia yang mengusung konsep unik yang bebas polusi. Karena, armada dari E Trans itu 100 persen menggunakan motor listrik. Kehadiran E Trans ini nantinya tak hanya membantu menyediakan kebutuhan transportasi masyarakat, tapi juga ikut secara aktif menekan polusi udara dari sektor transportasi.
“Bersama E Trans kita akan sama-sama menghemat bahan bakar fosil sebesar 70 persen. Bayangkan kalau satu hari kita mengeluarkan biaya Rp 50 ribu untuk beli bensin, tapi dengan motor listrik kita bisa menghemat sampai 70 persen,” jelas akademisi UGM Yogyakarta ini.