REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten Sleman di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan angka kemiskinan di wilayahnya selama 2023 turun menjadi 7,5 persen dari 7,74 persen pada 2022.
Saat memberikan pengarahan kepada pendamping sosial Program Keluarga Harapan (PKH) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan bahwa selama 2022 angka kemiskinan di Sleman turun 0,9 persen dari tahun 2021 menjadi 7,74 persen.
Dengan penurunan itu, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sleman pada2022 tersisa 98,93 ribu jiwa. "Saya optimistis angka kemiskinan ini dapat terus ditekan dengan komitmen kita bersama," kata Bupati, Selasa (28/2/2023).
PKH merupakan salah satu program pemerintah untuk mengatasi kemiskinan dan para pendamping sosial berperan penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga penerima manfaat (KPM) program.
"Kami mengajak rekan-rekan pendamping PKH untuk memberikan pendampingan dan pelayanan terbaik bagi KPMPKH guna percepatan pencapaian tujuan program penanggulangan kemiskinan," kata Kustini.
"Terlebih upaya penurunan kemiskinan sangat membutuhkan kerja sama dan komitmen dari setiap pemangku kepentingan," katanya.
Dinas Sosial Kabupaten Sleman mengadakan kegiatan pengarahan untuk mengoptimalkan peran pendamping sosial PKHdi wilayahnya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman Eko Suhargono mengatakan bahwa sumber daya manusia pelaksana PKH di Kabupaten Sleman saat ini tercatat 182 orang, terdiri atas 180 pendamping PKH dan dua koordinator tingkat kabupaten.
"Kami mengimbau kepada para pendamping agar menjalankan tugas dengan hati. Dengan demikian akan timbul rasa kepedulian, sabar, dan tenang saat terjun di tengah masyarakat," katanya.