REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu jamaah umroh Indonesia Tahta Aidilla mengaku kesulitan mendapatkan penginapan saat beribadah di Arab Saudi
"Pengalaman kemarin, hotel agak lama masuknya malah ada yang nggak berangkat di travel lain. Grup saya alhamdulillah bisa berangkat tapi kondisi di sana berbeda dengan paket hotel awal ditawarkan. Katanya kondisi hunian meningkat," kata Tahta yang beribadah umroh pada 15-25 Februari, Selasa (28/2/2023).
Tahta mengatakan kondisi ibadah umroh saat ini ibarat haji, penuh orang di berbagai tempat. Dia melanjutkan, di Makkah pun hotel juga sulit didapatkan.
"Kami sempat mendapat hotel agak jauh, tapi jika ada penambahan biaya bisa dekat Masjid Nabawi," ucap Tahta kepada Republika.co.id.
Menurut Tahta, pembimbing perjalanannya menyampaikan banyak pebisnis hotel lokal berani membayar lebih tinggi dari yang dipesan lebih awal. "Jamaah Indonesia kena imbasnya. Kondisi ketidakpastian ini dicapai kemungkinan sampai Mei. Riweh iya, jamaah bulan Februari membeludak karena Saudi open gate," kata dia.
CEO agen perjalanan umroh PT Attaufiq Mandiri Wisata atau dikenal Atta Mandiri Tours, Iim Ibrahim Nur mengatakan jamaah umroh saat ini kesulitan mendapatkan penginapan. Menurut dia, hal ini terjadi karena jumlah jamaah umroh melonjak.
Iim mengatakan jamaah semakin banyak berdatangan karena umroh dibuka kembali setelah pandemi Covid-19. Kemudian, semakin dipermudahnya jamaah umroh di seluruh dunia oleh pemerintah Arab Saudi untuk melaksanakan umroh dengan seluruh jenis visa yang ada.
Selain itu, juga dibebaskannya visa masuk Kerajaaan Arab Saudi dari negara-negara di wilayah Afrika Utara. Hal ini membuat membeludaknya jamaah umroh dari seluruh dunia masuk ke Makkah dan Madinah.
"Diperparah lagi dengan adanya mafia blocker hotel di Makkah dan Madinah dari negara-negara tertentu yang memanfaatkan situasi ini. Hal ini menyebabkan jamaah umroh sangat kesulitan mendapatkan hotel yang diinginkan," kata Iim.
Iim melanjutkan, pada November 2022 agen perjalanannya menggunakan hotel bintang lima dengan jarak 250 meter dari pelataran Masjidil Haram dengan harga sewa 950 riyal per malam. Namun, pada Februari 2023 saat ingin menyewa hotel yang serupa harganya naik hingga 2.000 riyal.
Kemudian pada Desember 2022, agen perjalanannya menggunakan hotel bintang empat dengan jarak 500 meter dari pelataran Masjidil Haram dengan harga sewa 480 riyal per malam. Namun, ketika ingin menyewa lagi pada Februari 2023 harganya naik menjadi 980 riyal per malam. Dia mengatakan, dua hotel tersebut tidak berada di ring satu.
"Akhirnya jamaah dari indonesia hanya bisa memanfaatkan hotel-hotel bintang tiga yang jaraknya bisa di atas dua kilometer dari pelataran masjid baik di Makkah maupun di Madinah. Lokasi hotel yang dulu sepi dan peminat seperti di daerah Aziziyah (Makkah), daerah Kuday (Makkah) atau daerah Masjid Quba (Madinah), sekarang banyak diisi oleh jamaah umroh khususnya dari Indonesia," ucap Iim.
Dia mengungkapkan, hampir seluruh jamaah umroh Indonesia mengalami kesulitan yang sama. Bahkan beberapa travel umroh yang sudah Iim kenal baik pemiliknya memilih menggeser tanggal keberangkatan sampai waktu yang belum ditentukan atau bahkan ada yang sampai membatalkannya.
Iim mengatakan, untuk bisa mendapatkan hotel yang sesuai diinginkan, komponen biaya naik mencapai Rp 4-10 juta, bergantung pada jenis hotelnya. Menurut dia, hal ini tentu akan menyulitkan jamaah dari Indonesia yang sebagian besar bukan orang-orang yang berlebih secara finansial.
"Alhamdulillah kami Atta Mandiri Tours di bulan Februari ini masih terus dapat menjaga agar keberangkatan jamaah tidak digeser," kata dia.