REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Utara (Pemkot Jakut) membersihkan puing-puing kayu dari langit-langit bangunan bagian belakang Masjid Al Alam atau Masjid Si Pitungkarena runtuh setelah hujan deras di Kampung Marunda Pulo, Cilincing, Jakarta Utara.
"Yang rusak itu kanopi belakang yang dekat pendopo. Kelurahan Marunda menurunkan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) ada 10 orang, terus dari pengelola Masjid Si Pitung dan dari (Dinas) Kebudayaan total jadi sekitar 20 orang," kata Lurah Marunda Agung Dian Cahyono kepada wartawan di Jakarta Utara, Selasa.
Langit-langit bangunan tambahan masjid yang memiliki panjang 12 meter dan lebar empat meter itu mulai rapuh kayu-kayunya sehingga tidak kuat lagi ketika diterpa hujan dan angin kencang pada Senin (28/2) malam, sekitar pukul 23.00 atau 23.30 WIB.
Kendati demikian, menurut Agung, kondisi tersebut tidak mengganggu jalannya ibadah di bagian bangunan utama atau pendopo Masjid Al Alam atau Masjid Si Pitung, karena sama sekali tidak terkena dampak hujan dan angin kencang saat itu.
Agung mengatakan tidak ada korban jiwa ataupun luka akibat runtuhnya kanopi bangunan tambahan Masjid Al Alam itu mengingat kondisi malam itu sepi, tidak banyak orang di sekitar masjid.
"Enggak ada orang. Emang ada yang ziarah malam, cuma semuanya kan di dalam bangunan utama masjid," kata Agung.
"Pokoknya Masjid si Pitung nggak rubuh. Jadi, bagian sayapnya doang. Aman bangunan masjid utama," tambah Agung.
Supaya jemaah tetap beribadah dengan aman dan nyaman, pengurus masjid menambahkan talang air di langit-langit bangunan, supaya tidak tempias. Karena dikhawatirkan nanti malam kembali hujan.
Pembenahan Masjid Al Alam atau Masjid Si Pitung adalah domain dari Museum Kebaharian dan Dinas Kebudayaan, mengingat bangunan itu sudah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya.