Rabu 01 Mar 2023 21:07 WIB

Empat Warga Positif Difteri di Garut Masih Dirawat di RS

Sebagian besar pasien positif difteri di Garut masih usia anak.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut Leli Yuliani.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut Leli Yuliani.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Jawa Barat, melaporkan sejauh ini terdata sepuluh pasien kasus positif difteri. Tujuh di antaranya masih usia anak dan tiga orang dewasa.

Sekretaris Dinkes Kabupaten Garut Leli Yuliani mengatakan, hingga Rabu (1/3/2023), empat pasien positif difteri masih menjalani perawatan di rumah sakit (RS). “Yang sudah pulang dari rumah sakit sudah ada tiga orang (pasien lainnya),” kata Leli kepada Republika.

Baca Juga

Adapun tiga orang sisanya menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing karena tidak bergejala.

Selain kasus positif, Dinkes Kabupaten Garut melaporkan ada enam kasus suspek difteri. Dari enam kasus suspek, dua orang dirawat di rumah, satu orang menjalani isolasi mandiri, dan tiga orang sudah pulang dari rumah sakit.

Kasus difteri awalnya ditemukan di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan. Dari total sepuluh kasus positif sejauh ini, sembilan kasus di Kecamatan Pangatikan. Sementara satu kasus lainnya di Kecamatan Tarogong Kidul. Menurut Leli, terdata juga kasus suspek difteri di Kecamatan Bayongbong.

Ihwal kasus kematian, Leli mengatakan, hingga saat ini terdata delapan orang yang meninggal dunia. Bertambah satu dari laporan sebelumnya. “Minggu kemarin (meninggalnya). Kasus itu tidak diketahui karena orang tuanya tidak melapor, padahal (anaknya) sakit,” kata Leli.

Menurut Leli, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian pasien tersebut. Sebab, pasien itu belum menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan penyakitnya. 

Dengan begitu, delapan kasus kematian itu masih berstatus link epidemiologi, di mana meninggal dunia diduga karena difteri, tapi tanpa ada catatan medis yang lengkap.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement