Senin 13 Mar 2023 19:31 WIB

Kasus Difteri di Garut, Dinkes: 13 Positif dan 34 Suspek

Tiga pasien suspek difteri di Garut masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Petugas kesehatan melakukan imunisasi ORI difteri di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (27/2/2023).
Foto: Dok. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
Petugas kesehatan melakukan imunisasi ORI difteri di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (27/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Data kasus difteri dan suspeknya di Kabupaten Garut, Jawa Barat, bertambah. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut masih melakukan penanganan terhadap pasien kasus difteri dan mengupayakan pencegahan penyebarannya, antara lain dengan imunisasi.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Garut Asep Surachman, sejauh ini terdata 13 kasus positif difteri dan 34 kasus suspek difteri. Seluruh pasien positif disebut sudah diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing.

Sementara sejumlah pasien suspek difteri masih menjalani perawatan di RSUD dr Slamet, Kabupaten Garut. “Pasien yang masih dirawat ada tiga orang, tapi statusnya suspek semua. Mereka masih menunggu hasil laboratorium, apakah positif atau negatif. Biasanya lima atau tujuh hari hasilnya,” kata Asep kepada Republika, Senin (13/3/2023).

Asep mengatakan, sejauh ini ada sembilan orang yang meninggal dunia diduga akibat difteri. Delapan orang di antaranya berasal dari Kecamatan Pangatikan dan satu orang dari Kecamatan Cisurupan. Menurut dia, sembilan orang yang meninggal dunia itu seluruhnya berstatus suspek.

Kasus difteri di Kabupaten Garut awalnya dilaporkan ditemukan di wilayah Kecamatan Pangatikan. Asep mengatakan, pemerintah sudah melakukan upaya intervensi di Pangatikan. Namun, muncul kasus suspek di wilayah kecamatan lain.

“Selain di Pangatikan, ada di Tarogong Kidul yang positif. Sementara yang daerah lain statusnya suspek, belum ada yang positif,” kata Asep.

Asep mengatakan, Dinkes belum menemukan hubungan kasus difteri di Pangatikan dengan yang dilaporkan di kecamatan lain. Dinkes masih belum bisa memastikan penyebab penularannya.

Karena itu, menurut Asep, Dinkes Kabupaten Garut terus menekankan kewaspadaan dini. Setiap fasilitas kesehatan telah diinstruksikan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap pasien yang mempunyai gejala difteri, seperti sakit tenggorokan dan sulit menelan. “Biasanya akan langsung dirujuk ke rumah sakit,” kata dia.

Dalam upaya penanganan difteri, di Kecamatan Pangatikan dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI). Dilaporkan cakupan imunisasi ORI mencapai sekitar 60 persen dari total sasaran 11.228 orang anak.

Asep mengatakan, imunisasi itu masih berjalan. “Kita akan lakukan terus hingga sebulan ke depan. Kan tidak mudah untuk mengumpulkan massa di satu tempat,” ujar Asep.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement