REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Kesehatan Kabupaten Garut kembali mencatat penambahan kasus positif difteri. Berdasarkan data per 2 Maret 2023, terdapat penambahan satu kasus penyakit difteri di daerah itu.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, mengatakan, saat ini total terdapat 11 kasus positif difteri di daerahnya. Dari total kasus itu, sebanyak lima orang masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"Dirawat di rumah sakit lima orang, isoman (isolasi mandiri) tiga orang, dan sudah pulang dari perawatan tiga orang," kata dia melalui pesan singkat kepada Republika, Kamis (2/3/2023).
Selain 11 kasus terkonfirmasi positif difteri, masih ada enam kasus suspek yang ditangani Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. Dari total enam kasus suspek itu, dua orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, satu orang menjalani isolasi mandiri, dan tiga orang sudah pulang dari rumah sakit.
Tak hanya itu, sebelumnya juga dilaporkan terdapat delapan orang yang meninggal dunia di Kecamatan Pangatikan diduga akibat difteri. Namun, delapan orang yang meninggal itu belum sempat diperiksa lebih lanjut untuk memastikan penyebab kematiannya.
Selain penanganan terhadap kasus positif difteri, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut juga terus melakukan vaksinasi outbreak response imunization (ORI) di wilayah Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut. Vaksinasi yang dilalukan sejak Senin (27/2/2023), itu akan menyasar sekitar 11 ribu anak di Kecamatan Pangatikan, yang menjadi wilayah paling banyak ditemukan kasus difteri di Kabupaten Garut.
Sebelumnya, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil juga meninjau langsung pelaksanaan imunisasi difteri di SDIT Miftahul Huda Garut, pada Rabu (1/3/2023). Selain meninjau, Atalia mengedukasi orang tua yang hadir terkait pentingnya imunisasi.
"Ketika saya mendengar kolaborasi ini, sungguh luar biasa antara Dinkes Jabar dan Dinkes Garut bersama dengan stakeholders langsung bergerak cepat ketika kasus ini (difteri) muncul," ujar Atalia.