REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Holding Ultra Mikro (UMi), Pegadaian dan PNM, membukukan kinerja yang positif sepanjang tahun lalu. Dengan capaian kinerja yang cemerlang, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menegaskan Holding UMi terbukti dapat memenuhi ekspektasi dan harapan pemerintah.
“Holding Ultra Mikro turut mendorong penerapan nilai sosial dalam pemberdayaan masyarakat, inklusi keuangan, pemerataan ekonomi, dan penyebaran pengetahuan mengenai perbankan,” kata Catur, Kamis (2/3/2023).
Di bawah komando BRI sebagai entitas induk, Pegadaian mencatatkan pertumbuhan pinjaman (outstanding) sebesar 12,7 persen menjadi Rp 59,1 triliun per Desember 2022. Pegadaian juga berhasil melakukan efisiensi yang tercermin dari penurunan cost of fund (CoF) menjado 4,9 persen pada 2022 dari dari 6 persen pada 2021.
Jumlah nasabah pinjaman Pegadaian meningkat dari 6,6 juta nasabah pada 2021 menjadi 7 juta nasabah pada 2022, atau tumbuh sekitar 6,2 persen secara tahunan. Sementara PNM berhasil menumbuhkan outstanding loan sebesar 23,4 persen secara tahunan menjadi Rp 42,6 triliun pada 2022 dari Rp 34,5 triliun.
Cost of Fund PNM pun turun dari 8,6 persen pada 2021 menjadi 7,4 persen pada 2022. Pertumbuhan nasabah pinjaman PNM juga meningkat sekitar 25,1 persen secara tahunan, dari 11,2 juta nasabah pada 2021 menjadi 14 juta nasabah pada 2022.
Sejalan masuknya Pegadaian dan PNM ke dalam BRI Group juga turut memberikan kontribusi pertumbuhan komposisi pembiayaan BRI, khususnya pada segmen mikro yang di dalamnya termasuk ultra mikro.
Tercatat, BRI Group mampu mendorong pertumbuhan pinjaman segmen mikro dari Rp 483,9 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp 551,3 triliun pada 2022. Penyaluran tersebut tumbuh sebesar 13,9 persen secara tahunan.