REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepakbola, Kesit Handoyo mengatakan, Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI memiliki target Olimpiade dan Piala Dunia. Artinya, jika ingin Indonesia tampil di Piala Dunia 2040 terdapat waktu 17 tahun mempersiapkan tim.
Ia menuturkan, mulai hari ini sudah harus disiapkan pemain-pemain yang berusia antara 7-9 tahun. Sehingga, pada saat 2040 mereka sudah mencapai usia emas dan sekitar 23 tahun mereka sudah sangat ideal untuk main di tim senior Indonesia.
Kesit mengingatkan, jika hari ini pemain-pemain usia 7-9 tahun tidak disiapkan, maka pada 2040 nanti Indonesia tetap tidak akan bisa berbuat apa-apa. Selain itu, ia menekankan, Indonesia ada masalah tidak memiliki kompetisi usia dini.
Hal itu membuat kita tidak pernah tahu ada tim elit pro akademi di tim-tim Liga 1 dengan rata-rata usia 19 tahun. Hasilnya, tidak pernah ada data-data pemain muda, perjalanan karir pemain muda, termasuk ketika agen-agen Eropa meminta.
"Jadi, jangan bermimpi misalnya pemain Indonesia main di Real Madrid, Manchester United, Arsenal, Bayern Munchen, tidak bisa. Pertama kualitas, kedua elit Eropa itu ada standar, ketika mengambil pemain dari luar dilihat ranking negaranya," kata Kesit, Kamis (2/3/2023).
Pun klub-klub Indonesia, ia menilai, ketika ingin mengambil pemain asing perlu dibuat minimal standar ranking FIFA. Kesit sendiri pernah satu kali bermain di akademi Ajax dan memang banyak pemain-pemain keturunan yang bermain bagus.
Untuk itu, ketika ingin membangun pondasi untuk 20 tahun ke depan Erick Thohir harus siap untuk tidak populer. Artinya, dia harus siap menanam pondasi dengan kesadaran yang menikmati nantinya tidak tahu PSSI pada masa kepemimpinan siapa. "Tapi pondasi itu sudah disiapkan oleh Pak Erick Thohir," ujar Kesit.
Selama ini, ia menekankan, Ketua Umum PSSI yang ada selalu ingin sesuatu yang bersifat instan. Selalu saja ketika mereka memimpin ingin menghasilkan prestasi yang jangka pendek agar masyarakat melihatnya berhasil ketika memimpin PSSI.
Tidak heran, langkah-langkah yang diambil seperti naturalisasi untuk timnas, sekalipun tahu betul kalau langkah itu tentu tidak bagus. Karenanya, Kesit berharap, publik dapat mempercayai proses yang akan dilakukan Erick Thohir.
"Kita harus percaya proses, tidak sekarang memetiknya, tapi 15 tahun atau 20 tahun ke depan," kata Kesit.