REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda mengatakan, persepakbolaan kita perlu memberikan fokus akankah ke prestasi atau industri. Ia menilai, prestasi tidak bisa dicetak dalam waktu sekejap dan itu harus menjadi cara pandang terbaru.
Artinya, PSSI jangan lagi kerja mengurus bola dengan cara pandang jangka pendek akan berprestasi. Hingga berharap akan mengukir banyak hal. Syaiful berpendapat, jika itu masih menjadi cara pandang PSSI berarti terjebak ke paradigma lama kembali.
Maka itu, jika dinantikan apa saja potensi Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI membawa prestasi sepak bola dari kompetisi apa, dari kejuaraan regional atau internasional apa, hampir pasti tidak akan didapatkan dalam waktu dekat ini.
Syaiful membayangkan, perbaikan yang dilakukan oleh Erick Thohir hari ini baru bisa dipetik 15 tahun ke depan. Karena itu, meletakkan fondasi-fondasi, pokok pokok transformasi, pokok-pokok perbaikan lebih penting dilakukan Erick Thohir.
"Ketimbang menurut saya meletakkan kebijakan yang sifatnya jangka pendek. Karena itu, saya berharap, jangan sampai terjebak lagi model kepemimpinan yang terjebak jangka pendek pada konteks prestasi," kata Syaiful, Kamis (2/3).
Soal prestasi, ia merasa, masih cukup panjang karena harus menyangkut kompetisi sepak bola muda di Indonesia. Lalu, membuat kompetisi berkualitas sejak jenjang akar rumput dan itu tidak mudah dilakukan, tidak bisa beberapa tahun ke depan.
Artinya, Erick Thohir harus konsen menciptakan sebanyak-banyaknya kompetisi di level akar rumput sebagus-bagusnya. Sejak jenjang pendidikan bola sudah menjadi semacam pengelolaan, yang sifatnya sudah bagus sampai kepada level Kemendikbud.
Kemudian, bekerja sama dengan baik, berkolaborasi dengan baik dengan PSSI, dan seterusnya. Dari konteks prestasi, perlu dibuat kompetisi yang adil, termasuk soal wasit dan tampak sudah mulai dilakukan Erick Thohir beberapa waktu ini.
Namun, ia mengingatkan, apa yang perlu dilakukan tidak cukup di sana, perlu transformasi dan perlu langkah-langkah yang lebih jelas ke depan. Jadi, ia menekankan, kalau publik sandangkan harapan soal prestasi masih butuh waktu.
"Saya membayangkan masih butuh waktu 15 tahun, karena waktu masih panjang untuk berprestasi, yang terbaik bagi Erick Thohir meletakkan fondasi-fondasi kebijakan yang transformatif, yang pokok bagi masa depan pengelolaan sepak bola kita," ujar Syaiful.