REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Bulan Syaban adalah salah satu bulan dalam kalender Hijriyah. Posisinya setelah bulan Rajab dan sebelum Ramadhan.
Mengutip buku Malam Nisyfu Syaban karya Hanif Luthfi, Sirojuddin Ibnu al-Mulaqqin menyebutkan bahwa arti kata Sya'ban itu berarti bercabang, memancar dan bertebaran. Dimana dahulu orang Arab ketika bulan ini, mereka berpencar mencari sumber air.
Dalam kitabnya at-Taudhih li Syarh al-Jami' as-Shahih sebagai berikut:
شعبان سمي بذلك كما قال ابن دريد لتشعبهم فيه، أي: تفرقهم في طلب المياه :قال والشعب الاجتماع والافتراق وليس من الأضداد وإنما هو لغة القوم وقال ابن سيده التشعبهم في الغارات. وقيل؛ لأنه شعب، أي ظهر بين رمضان ورجب....
Syaban dinamakan begitu sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Duraid, karena bercabang-cabangnya atau berpencarnya mereka (orang arab) untuk mencari air. Sya'bu itu artinya bisa bertemu dan berpencar. Itu bukan antonim, tapi begitulah bahasa suatu kaum. Ibnu Sayyidih berkata: Sya'ban disebut begitu karena mereka berpencar untuk peperangan. Dikatakan pula sya'bun diantara Ramadhan dan Rajab.
Ibnu Hajar al-Asqalani menyampaikan hal yang mirip. Beliau menyebutkan:
وَسُمي شعبان لتشعبهم في طلب المِيَاهِ أَوْ فِي الْغَارَاتِ بَعْدَ
أن يَخْرُجَ شَهْرُ رَجَبِ الْحَرَامِ
"Dinamakan Syaban sebab mereka berpencar- pencar mencari air atau di dalam gua-gua setelah bulan Rajab Al-Haram."
Sedangkan Nisfu Syaban diambil dari kata Nisfu itu berarti setengah. Maka Nisfu Syaban adalah setengahnya bulan Syaban.
Adapun malam Nisfu Syaban adalah malam dari setengahnya bulan Sya'ban. Kalau dirujuk kepada kalender Qamariyyah, maka malam Nisfu Sya'ban jatuh pada tanggal 14 Sya'ban. Pergantian tanggal yang meggunakan patokan bulan adalah saat matahari terbenam atau malam tiba.