Selasa 07 Mar 2023 15:19 WIB

Pakai Bra Terlalu Ketat Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Kanker

Bra sangat ketat dapat membatasi sirkulasi darah dan merusak jaringan getah bening.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Bra (ilustrasi). Bra yang terlalu ketat bisa memicu kanker.
Foto: www.freepik.com
Bra (ilustrasi). Bra yang terlalu ketat bisa memicu kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bra menjadi salah satu perlengkapan penting bagi perempuan. Selain untuk menopang organ vital, bra juga untuk menunjang penampilan. Tapi hati-hati, salah memilih bra bisa menyebabkan masalah pada kesehatan Anda. Salah satunya kanker payudara.

Bra yang terlalu ketat bisa memicu kanker. Dokter yang juga seorang selebgram, dr Nadia Alaydrus, mengatakan pakaian dalam sangat penting untuk perempuan, walaupun tidak terlihat. Pakaian dalam berpengaruh pada kesehatan.

Baca Juga

"Bra itu kalau pada wanita harus bisa mendapatkan ukuran yang sesuai, kalau terlalu ketat itu tidak bagus karena bisa meningkatkan risiko kanker," kata dr Nadia dalam bincang interaktif bersama UNIQLO dengan topik "Pemilihan Innerwear yang Tepat Berdasarkan Tahapan Kehidupan Perempuan", di Jakarta, Selasa (7/3/2023).

Dr Nadia mengatakan ada beberapa penyebab kanker. Penyebab kanker paling sering adalah genetik atau keturunan. Apabila ibu atau nenek memiliki riwayat kanker payudara, maka Anda harus lebih waspada. Penyebabnya lain adalah obesitas, hormonal, dan lainnya. Jadi, wanita harus lebih waspada.

Risiko yang juga bisa memicu kanker adalah gaya hidup seperti mengonsumsi makanan tidak sehat, kurang buah dan sayur, merokok, dan pemakaian bra terlalu ketat.

"Penyebab tadi kalau tidak diimbangi lifestyle dan penggunaan inner (pakaian dalam) yang baik bisa sebabkan risiko kanker," ujarnya.

Dilansir laman Time of India, Selasa (7/3/2023), penelitian yang dilakukan di Universitas Harvard telah mengaitkan penggunaan bra ketat dengan kanker payudara. Hal ini karena mengenakan bra yang sangat ketat dapat membatasi sirkulasi darah dan juga merusak jaringan getah bening.

Menurut penelitian, lebih sedikit oksigen dan lebih sedikit nutrisi yang dikirimkan ke sel, sementara produk limbah tidak dibuang.

Hal ini terutama terjadi pada wanita yang memakai bra selama lebih dari 12 jam sehari dan tidur menggunakan bra. Studi ini juga menemukan wanita kelas menengah berada pada risiko yang lebih tinggi terkena kanker payudara karena mereka bekerja lebih lama. Karena pembuluh limfatik sangat tipis, mereka sangat sensitif terhadap tekanan dan mudah dikompresi.

“Alasan utama mengapa bra yang sangat ketat tidak baik bagi kesehatan payudara adalah karena bra membatasi aliran getah bening di payudara Anda," ujar dokter umum dr M D Mody.

Dia mengatakan, biasanya cairan getah bening membersihkan bahan limbah dan racun lainnya dari payudara, tetapi bra menghambat tindakan ini. "Sehingga racun dapat menumpuk di payudara dan meningkatkan perkembangan kanker," ujarnya.

Selain itu, bra yang terlalu ketat bisa juga menyebabkan sakit punggung atau backpain. Jadi merasa tidak nyaman. Apalagi saat menyusui, penggunaan bra bisa berpengaruh terjadinya mastitis.

Payudara butuh ruang yang bisa menyesuaikan bentuk payudara yang berubah-ubah. "Kalau terlalu ketat dan tidak bisa menysuaikan payudara seperti ketekan, maka bisa terjadi penyumbatan dan sebabkan mastitis," ujar dr Nadia.

Oleh karena itu, wanita harus rajin memberikan ASI baik melalui menyusui atau pernah, serta penggunaan bra yang tepat. Selain bra ketat, bra yang memakai kawat juga bisa berbahaya bagi tubuh karena bisa meningkatkan risiko iritasi. Utamanya bagi seseorang yang alergi logam.

Bukan hanya itu, jika kawat bra keluar, akan menusuk dan menyebabkan sakit pada payudara. "Tidak nyaman, sakit dan bagi yang alergi bisa meningkatkan risiko alergi," kata dr Nadia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement