Rabu 08 Mar 2023 11:26 WIB

Tak Ada Temuan Kencing Tikus, Dinkes Kota Batu Imbau Masyarakat Waspada

Pihaknya tetap berusaha mencegah penyakit tersebut.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Leptospirosis
Foto: youtube
Leptospirosis

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Pemerintah Kota (Pemkot) Batu mengungkapkan, sejauh ini belum ada temuan kasus kencing tikus atau leptospirosis di Kota Batu. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batu, Kartika Trisulandari saat dikonfirmasi Republika, Rabu (8/3/2023).

Meskipun tidak ditemukan kasus tersebut, pihaknya tetap berusaha mencegah penyakit tersebut. Salah satunya Dinkes Kota Batu telah mengimbau semua fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan pihak terkait untuk mewaspadai kasus tersebut.

"Hal ini menindaklanjuti imbauan dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan-Red)," ucap perempuan berhijab ini.

Di samping itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan diri guna menjaga kebersihan lingkungan. Kemudian juga mendorong masyarakat agar menjaga kesehatan dengan baik. Dengan demikian, masyarakat diharapkan tidak terpapar penyakit kencing tikus ke depannya.

Sebelumnya, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengimbau seluruh masyarakat Jatim untuk mewaspadai penyakit leptospirosis atau kencing tikus di tengah puncak musim penghujan. Berdasarkan data Dinkes Jatim, kasus leptospirosis di Jatim pada 2022 tercatat sebanyak 606 kasus. Sementara itu, hingga 5 Maret 2023 jumlah kasus kencing tikus di Jatim tercatat 249 kasus.

Dari 249 kasus kencing tikus yang ditemukan di Jatim, terbanyak berada di Kabupaten Pacitan dengan catatan 204 kasus, dimana enam orang di antaranya sampai meninggal dunia. Kemudian di Kabupaten Probolinggo dengan catatan tiga kasus dan dua kasus kematian. Selanjutnya, di Kabupaten Gresik ditemukan tiga kasus, Kabupaten Lumajang delapan kasus, Kota Probolinggo lima kasus dengan jumlah kematian satu orang, Kabupaten Sampang sejumlah 22 kasus, dan Kabupaten Tulungagung empat kasus.

Khofifah pun mengimbau masyarakat yang merasakan gejala segera memeriksakan diri. Gejala tersebut antara lain seperti demam di atas 38 derajat celsius, nyeri kepala, nyeri otot, malaise (lelah), serta mata tampak merah atau kekuning-kuningan. "Mirip dengan demam berdarah, jika tidak segera tertangani, pasien terjangkit bisa meninggal dunia," kata dia.

Khofifah berpesan kepada masyarakat untuk rajin mencuci anggota tubuh dengan sabun setelah beraktivitas, terutama di daerah yang terpapar hujan dan banjir. Khofifah pun menyarankan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan dan sepatu boot saat berkegiatan di area yang rawan terkontaminasi leptospira.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement