REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Erlina Burhan mengatakan, ada beberapa syarat pandemi Covid-19 turun ke endemi. Menurut dia, berbagai kondisi dan syarat turun ke endemi harus terjadi dalam rentang waktu enam bulan berturut-turut.
Dia menjelaskan, salah satu syarat memasuki tahap endemi adalah PPKM pada transmisi lokal dengan level satu selama enam bulan. Ditanya kemungkinan endemi berlaku pada Agustus, dia tak menampiknya.
“Kalau memang udah kaya gini, terkendali, mungkin sih ada (ke endemi). Saya juga pengen istirahat,” kata Erlina di PB IDI kepada awak media, Kamis (9/3/2023).
Dia menjelaskan, beberapa indikator lainnya yang harus dilakukan selama minimal enam bulan adalah laju penularan harus kurang dari satu. Selanjutnya, angka positivity rate kurang dari lima persen.
“Lalu perawatan rumah sakit harus kurang dari lima persen dan angka fatality rate kurang dari tiga persen,” jelas dia.
Terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelumnya sempat mengatakan, pemerintah telah menyiapkan strategi dalam masa peralihan status pandemi Covid-19 menjadi endemi.
“Tahun ini adalah tahun di mana kita akan geser dari pandemi menjadi endemi, kita sudah punya framework-nya. Kita sudah bicara juga dengan WHO dan WHO sudah bilang bahwa mereka juga akan me-review,” ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (8/2/2023).
Menkes Budi mengaku telah berkonsultasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beberapa waktu lalu. WHO, kata dia, akan memantau data terkait orang yang masuk ke rumah sakit dan meninggal akibat Covid-19. Jika dampak masuk rumah sakit dan kematiannya akibat Covid-19 sudah sama dengan penyakit seperti tuberkulosis, dengue, TBC, malaria, atau influenza, Covid-19 akan dilihat sebagai infeksi normal.
“Jadi, ukurannya kemarin waktu kita diskusi dengan WHO adalah melihat dari dampaknya yang masuk rumah sakit, yang masuk ICU, dan yang wafat. Kalau angka yang masuk rumah sakit, yang masuk ICU, dan wafat sudah sama dengan penyakit lain seperti influenza, demam berdarah, tuberkulosis,” ujar dia.