REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Kasus sapi yang terjangkit lumpy skin disease (LSD) dilaporkan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Bahkan sudah ada puluhan sapi yang terpapar LSD.
“Hingga saat ini, terdapat 83 ekor sapi di Kabupaten Cirebon yang terjangkit LSD,” kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan di Cirebon, Kamis (9/3/2023).
Menurut Alex, kasus sapi terjangkit LSD sudah muncul pada akhir 2022. Hingga kini, kata dia, kasus sapi terjangkit LSD dilaporkan di 15 wilayah Kabupaten Cirebon.
Alex mengatakan, wilayah dengan kasus LSD terbilang banyak, yaitu Kecamatan Gebang, di mana ada 33 sapi positif LSD. Kemudian di wilayah Kecamatan Susukan Lebak, dengan 14 kasus. Di wilayah lainnya masing-masing hanya sekitar satu sampai enam sapi yang terpapar LSD.
Sekretaris Distan Kabupaten Cirebon Encus Suswaningsih menjelaskan, LSD merupakan penyakit kulit infeksius yang disebabkan Lumpy Skin Disease Virus (LSDV). Umumnya virus ini menyerang sapi dan kerbau.
“Penularan LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit. Namun, virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, dan susu. Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine,” kata Encus.
Encus mengatakan, Distan Kabupaten Cirebon berupaya melakukan pengobatan terhadap sapi yang terjangkit LSD. Selain itu, dilakukan upaya pencegahan penyebaran virus LSD dengan penyemprotan kandang sapi menggunakan cairan disinfektan.
Menurut Encus, upaya vaksinasi ternak juga dilakukan. Sejauh ini, kata dia, baru 300 ekor yang mendapatkan vaksinasi. “Kebutuhan vaksin untuk sapi cukup banyak karena jumlah populasi sapi di Kabupaten Cirebon cukup banyak, ada 5.700 ekor,” kata dia.