Selasa 14 Mar 2023 06:12 WIB

Film Dokumenter Oposisi Kremlin Menangkan Oscar

Film dokumenter tersebut berkisah tentang kasus keracunan yang dialami Alexei Navalny

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
FILE - Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny melihat fotografer berdiri di Pengadilan Distrik Babuskinsky di Moskow, Rusia, Sabtu, 20 Februari 2021. ilm berkisah tentang oposisi Istana Kremlin Alexei Navalny berjudul Navalny memenangkan Oscar 2023 dalam kategori best feature documentary.
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko
FILE - Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny melihat fotografer berdiri di Pengadilan Distrik Babuskinsky di Moskow, Rusia, Sabtu, 20 Februari 2021. ilm berkisah tentang oposisi Istana Kremlin Alexei Navalny berjudul Navalny memenangkan Oscar 2023 dalam kategori best feature documentary.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Film berkisah tentang oposisi Istana Kremlin, Alexei Navalny berjudul Navalny memenangkan Oscar 2023 dalam kategori best feature documentary. Cerita berputar tentang kasus keracunan hingga dan penahanannya saat kembali ke Moskow pada 2021.

"Suami saya dipenjara hanya karena mengatakan yang sebenarnya. Suami saya dipenjara hanya karena membela demokrasi. Alexei, saya memimpikan hari ketika Anda akan bebas dan kami negara akan bebas. Tetap kuat cintaku. Terima kasih," ujar istri Navalny Yulia Navalnaya saat bergabung dengan sutradara Daniel Roher di atas panggung.

Baca Juga

Film dokumenter CNN Films/HBO Max mengikuti kehidupan Navalny saat pulih di Jerman dari keracunannya di Siberia akibat racun saraf era Soviet. Menurut negara-negara Barat, pemberian racun ini upaya pembunuhan Pemerintah Rusia untuk membungkam kritik paling vokal Presiden Vladimir Putin. Kremlin membantah terlibat dalam peristiwa itu.

Dalam film dokumenter tersebut, Navalny bekerja dengan media berita investigasi Bellingcat. Mereka membuka kedok agen FSB yang dikirim untuk meracuni Navalny pada 2020. Navalny berpura-pura menjadi pejabat Rusia memanggil salah satu agen yang menjelaskan rencana peracunan tersebut.

Navalny memutuskan kembali ke Rusia pada Januari 2021 bersama Yulia dan banyak pendukung menunggu kedatangannya. Dia ditangkap di bandara kemudian dijatuhi hukuman gabungan 11,5 tahun penjara dalam dua kasus penipuan terpisah, yang katanya dibuat-buat untuk membungkamnya.

"Alexei, dunia belum melupakan pesan penting Anda kepada kami semua. Kita tidak boleh, tidak boleh takut untuk menentang diktator dan otoritarianisme di mana pun itu muncul," kata Roher saat menerima penghargaan tersebut, dengan istri, anak perempuan dan anak laki-laki Navalny di belakangnya.

Putri Navalny Daria Navalnaya mengatakan, sangat senang film tersebut mendapatkan perhatian yang layak. "Jangan berhenti memperjuangkan demokrasi dan kebebasan di seluruh dunia dan kami akan mengeluarkan ayah saya dan kami akan terus berjuang," katanya dalam sebuah wawancara.

Pria berusia 46 tahun ini adalah profil tertinggi dari beberapa suara oposisi yang tersisa di Rusia dan menjalani hukumannya dengan keamanan maksimum di Rusia. Pendukung mengatakan, kesehatannya memburuk setelah mendekam di sel isolasi.

Pada akhir film, Navalny ditanya apa pesannya kepada rakyat Rusia jika dia terbunuh. "Kalian tak boleh menyerah," katanya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement