Rabu 15 Mar 2023 23:57 WIB

Angkatan Laut China, Rusia, dan Iran Kembali Kompak Latihan Bersama di Teluk Oman

China menyebut latihan bersama Rusia dan Iran ini untuk tingkakan kempuan militer

Rep: Dwina Agustina/ Red: Nashih Nashrullah
foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Angkatan Darat Iran menunjukkan pasukan Angkatan Darat Iran selama latihan militer di pantai Makran, Teluk Oman, dekat Selat Hormuz, selatan Iran. China menyebut latihan bersama Rusia dan Iran ini untuk tingkakan kempuan militer
Foto: EPA-EFE/IRANIAN ARMY OFFICE / HANDOUT BEST QU
foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Angkatan Darat Iran menunjukkan pasukan Angkatan Darat Iran selama latihan militer di pantai Makran, Teluk Oman, dekat Selat Hormuz, selatan Iran. China menyebut latihan bersama Rusia dan Iran ini untuk tingkakan kempuan militer

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING— Pasukan angkatan laut dari Cina, Iran dan Rusia sedang melakukan latihan bersama di Teluk Oman pekan ini.

Kementerian Pertahanan China mengumumkan pada Selasa (14/3/2023), negara-negara lain juga ikut serta dalam latihan “Security Bond-2023”.    

Baca Juga

Iran, Pakistan, Oman, dan Uni Emirat Arab semuanya memiliki garis pantai di sepanjang badan air yang terletak di mulut Teluk Persia yang strategis.

“Latihan ini akan membantu memperdalam kerja sama praktis antara angkatan laut negara-negara peserta… dan menyuntikkan energi positif ke dalam perdamaian dan stabilitas kawasan,” kata Kementerian Pertahanan China.

Latihan ini dijadwalkan dari Rabu hingga Ahad (15-18/3/2023). China telah mengirim kapal perusak berpeluru kendali Nanning untuk ikut serta dalam latihan yang dipusatkan pada pencarian dan penyelamatan di laut dan misi non-tempur lainnya.

Ketiga negara mengadakan latihan serupa tahun lalu dan pada 2019. Kegiatan itu menggarisbawahi hubungan militer dan politik China yang berkembang dengan negara-negara yang sebagian besar dijauhi Amerika Serikat (AS) dan mitranya.

Kegiatan latihan bersama kali ini  dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Cgina atas berbagai masalah, termasuk penolakan untuk mengkritik Rusia atas invasi ke Ukraina.

Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah 

Amerika Serikat dan sekutunya telah mengutuk invasi tersebut, memberlakukan sanksi ekonomi yang menghukum Rusia dan memasok Ukraina dengan senjata pertahanan.

Sedangkan Iran dan Amerika Serikat telah menjadi musuh sejak berdirinya Republik Islam pada 1979 dan menyandera diplomat Amerika Serikat.

Sedangkan China berhasil menjadi mediator dalam pembicaraan antara Iran dan Arab Saudi pada pekan lalu. Keberhasilan ini menghasilkan kesepakatan untuk memulihkan hubungan diplomatik penuh setelah tujuh tahun ketegangan.

 

 

sumber : Ap
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement