REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekosistem blockchain dan penyedia infrastruktur kripto, Binance, mengumumkan telah mengonversi dana pemulihan satu miliar BUSD ke aset kripto untuk melindungi dana investor.
Co-founder dan CEO Binance Changpeng Zhao dalam pernyataan di Jakarta, Rabu (15/3/2023), memastikan sisa dana inisiatif pemulihan industri ini diubah ke bitcoin maupun sejumlah kripto lainnya seperti Ethereum hingga Binance Coin.
"Dengan adanya perubahan stablecoin dan bank, Binance akan mengkonversi dana 1 miliar yang tersisa dalam inisiatif pemulihan industri ke kripto asli," sebut Zhao.
Tindakan ini dilakukan seiring dengan kolapsnya tiga bank pendukung kripto utama, Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank dan Signature Bank di AS yang menyebabkan stablecoin jatuh ke level 0,87 dolar AS dari 1 dolar AS.
Dalam cuitan di twitter, Zhao juga menulis langkah tersebut mencakup pemindahan dana sebesar 980 juta dolar AS dengan biaya 1,98 dolar AS untuk transaksi pemindahan kepada sejumlah aset kripto.
Sejumlah khalayak kripto memiliki sikap beragam, karena ada yang memuji keputusan tersebut dan mengusulkan penggunaan mata uang lain untuk mematok stablecoin. Di sisi lain, terdapat juga yang mempertanyakan langkah penjualan stablecoin dan konversi dana ke aset yang lebih "fluktuatif" tersebut.
Sebelumnya, Circle, perusahaan dibalik USDC, mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut memiliki sekitar 3,3 miliar dolar AS yang terikat pada SVB yang tengah kolaps sehingga menyebabkan peristiwa depegging awal. Namun pada Senin (13/3/2023), USDC kembali bangkit mendekati titik satu dolar AS, dari saat ini 0,99 sen.
Circle juga memiliki dana cadangan yang tertahan di Silvergate yaitu bank ramah kripto lainnya. Oleh karena itu, ketidakstabilan di sekitar USDC sempat menyebabkan efek domino pada stablecoin lain seperti Dai, USDD dan FRAX yang jatuh dari titik 1 dolar AS.
Regulator Perbankan California menutup SVB untuk melindungi simpanan nasabah dalam kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan AS. Krisis modal di SVB sempat menekan saham bank-bank secara global.
Namun, SVB yang juga merupakan bank pemberi pendanaan kepada perusahaan rintisan (startup) adalah bank regional dengan aset yang relatif kecil di AS, yakni hanya 200 miliar dolar AS, dibandingkan dengan jumlah aset perbankan AS yang bisa mencapai 1,3 kuadriliun dolar AS.
Adapun, Signature Bank yang berbasis di New York, ditutup pada Ahad (12/3) karena ketakutan kegagalan sistemik yang serupa dengan SVB, telah menjadi sumber pendanaan yang populer untuk perusahaan mata uang kripto.