Kamis 16 Mar 2023 18:48 WIB

Dzikir Meliputi Semua Amal Ibadah, Ini Penjelasan Imam Nawawi

Keutamaan berdzikir tidak terbatas pada tasbih, tahlil, tahmid, dan semacamnya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Berdzikir. Ilustrasi. Dzikir Meliputi Semua Amal Ibadah, Ini Penjelasan Imam Nawawi
Foto: Thoudy Badai/Republika
Berdzikir. Ilustrasi. Dzikir Meliputi Semua Amal Ibadah, Ini Penjelasan Imam Nawawi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah dzikir hanya berupa pengucapan kalimat tasbih, tahlil, tahmid dan takbir? Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkaar yang diterjemahkan oleh Bahrun Abu Bakar dan Anwar Abu Bakar menjelaskan hal tersebut.

Imam Nawawi menjelaskan keutamaan berdzikir tidak terbatas pada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan semacamnya. Dzikir meliputi semua amal ketaatan yang diniatkan karena Allah SWT. Hal tersebut dinukil dari pendapat Said bin Jubair RA dan para ulama lain.

Baca Juga

Majelis yang mengulas atau berisi kajian misalnya soal halal dan haram, cara jual beli, sholat, puasa, talak, haji dan perkara serupa lainnya, juga termasuk majelis dzikir.

Adapun kriteria ahli dzikir, Imam Nawawi menjelaskannya dengan mengutip ayat 35 Surat Al Ahzab:

"Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Orang-orang yang mufarrid telah mendahului (keberhasilannya)." Lalu mereka (sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan mufarridun?"

Nabi SAW menjawab, "Mereka adalah laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah."

Ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan ayat 35 Surat Al Ahzab. Imam Abul Hasan Al Wahidi berpendapat dengan menukil dari Ibnu Abbas RA, bahwa yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah mereka yang berdzikir kepada Allah sesudah sholat di pagi dan petang hari, di tempat-tempat tidur ketika bangun dari tidur, dan ketika meninggalkan rumahnya di pagi atau siang hari.

Sementara Mujahid bin Jabir, ulama tafsir dari generasi tabiin, berpendapat lelaki dan perempuan masih belum termasuk dalam golongan ahli dzikir, kecuali bila ia selalu berdzikir kepada Allah SWT baik dalam keadaan berdiri, duduk, ataupun berbaring.

Ulama lain dari generasi tabiin, Atha bin Abi Rabbah, berpendapat, "Siapa yang mengerjakan sholat lima waktu dengan memenuhi semua haknya, berarti ia termasuk dalam orang-orang yang disebutkan dalam ayat 35 Surat Al Ahzab, yakni "Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement