REPUBLIKA.CO.ID, Shell telah mengesampingkan penetapan target untuk mengurangi emisi secara absolut dari penggunaan produknya oleh pelanggan. Hal ini dikarenakan bertentangan dengan kepentingan pemegang saham dan tidak akan efektif.
Seperti dilansir Zawya, Sabtu (18/3/2023) perusahaan raksasa minyak asal Belanda ini menyumbang sekitar 95 persen dari polusi gas rumah kaca perusahaan energi. Adapun beberapa investor mendesak Shell untuk memperkenalkan target jangka menengah untuk menguranginya secara absolut.
"Dewan telah mempertimbangkan untuk menetapkan target emisi absolut Cakupan 3 tetapi telah menemukan bahwa itu bertentangan dengan kepentingan keuangan pemegang saham kami dan tidak akan membantu mengurangi pemanasan global," kata Ketua Shell Andrew Mackenzie dalam laporan tersebut.
Pemegang saham akan memberikan suara pada 23 Mei atas resolusi yang diajukan oleh kelompok aktivis Follow This, meminta Shell untuk menetapkan target pengurangan emisi 2030. Hal ini sejalan dengan kesepakatan PBB 2015 tentang perubahan iklim.
Dewan Shell belum mengeluarkan rekomendasi tetapi sebelumnya telah merekomendasikan investor untuk menentang resolusi serupa. Shell bertujuan untuk memotong gas pemanasan dari seluruh portofolionya berdasarkan intensitas emisi sebesar 20 persen pada 2030 dan, pada akhirnya, 100 persen pada 2050.
Shell bertujuan untuk mengurangi separuh emisi dari operasinya sendiri secara absolut pada 2030 dari basis 2016. Mengukur emisi dengan intensitas berarti perusahaan dapat secara teknis meningkatkan keluaran bahan bakar fosil dan emisi keseluruhannya sambil menggunakan penyeimbangan atau menambahkan energi terbarukan atau biofuel ke dalam bauran produknya.
Pengadilan Belanda pada 2021 memerintahkan Shell untuk mengurangi emisinya sebesar 45 persen pada 2030. Para ilmuwan mengatakan dunia perlu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 43 persen pada 2030, dibandingkan dengan tingkat 2019, untuk memiliki harapan membatasi pemanasan global hingga 1,5 Celcius, tingkat yang menurut para ilmuwan dapat mencegah konsekuensi yang paling parah.