REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Larangan penjualan baju bekas impor (thifting) yang terus digembar-gemborkan pemerintah pusat membuat sejumlah sentra thrifting tanah air kalang kabut, salah satunya Kota Bandung. Banyak pula yang menanyakan bagaimana nasib para pelaku usaha thrifting setelah adanya larangan ini.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, Kota Bandung memang memiliki sejumlah pusat pakaian bekas impor. Namun dia mengaku tidak dapat mengintervensi regulasi yang telah ditetapkan pemerintah pusat.
“Tapi tergantung ya, karena ini kan bukan hanya melarang tapi bisa diarahkan juga agar mereka (pelaku thrifting) bisa memproduksi produk sendiri atau lainnya,” kata Yana, Sabtu (18/3/2023).
Lebih lanjut, Asisten Daerah (Asda) 2 Perekonomian dan Pembangunan Kota Bandung Erick M Ataurik memastikan bahwa Pemkot Bandung akan berupaya menyelamatkan para pelaku usaha thrifting. Menurutnya, kondisi perekonomian Kota Bandung yang belum sepenuhnya penuh pasca pandemi Covid-19, sehingga diperlukan jalan tengah yang bijak agar tidak akan ada pelaku usaha yang kehilangan mata pencaharian akibat regulasi ini.